Friday, September 12, 2008

sebenarnya perjalanan hidup manusia dibagi tiga: di dunia, kubur dan akhirat. kalo anda bisa membaca tulisan ini berarti anda masih ada di dunia, dan berarti anda masih bisa melihat lawakan garing saat sahur di tv. layaknya perjalanan, sebaiknya kita membawa bekal. jika kita berjalan di dunia maka soal bekal bukan masalah besar. selama ada uang kertas atau uang plastik, kita bisa membeli kebutuhan dasar hidup (makanan, minuman, pakaian, henpon, pulsa etc...) di mana saja.


tapi jika perjalanan kita sudah berpindah ke alam kubur, ceritanya menjadi berbeda. di sana uang tidak berlaku. tidak ada yang menjual dan konsekuensi logisnya kita tidak bisa membeli soto mie bandung jika lapar dan es teler 77 jika haus. hal yang sama berlaku di alam akhirat. berbeda dengan dunia, di dua alam terakhir itu kita tidak bisa membeli jika butuh sesuatu, juga tidak bisa membuat sendiri jika ingin.


segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan di dua alam terakhir hanya bisa disiapkan ketika kita masih berada di dunia. yang sering dilupakan orang, perlengkapan untuk perjalanan di alam kubur dan akhirat berbeda 180 derajat dengan perjalanan di dunia.


di dunia, kita butuh uang untuk beli bensin *jika naik kendaraan sendiri*, butuh uang plus senyum *jika naik taksi*, butuh uang plus sedikit kesabaran *jika sedang antri KFC saat lapar berat tapi ibu-ibu di depan sibuk menelepon teman gosipnya cuma untuk bertanya, you mo paha kanan atau kiri?*


di dunia, jika bepergian kita butuh ransel atau travel bag untuk memuat baju dan koleksi under wear. kita butuh bahan bacaan untuk teman menunggu waktu boarding yang luaaamaaaaaa. kita butuh henpon agar bisa kelihatan sibuk sms saat duduk menunggu kereta.


tapi di dua alam terakhir, kita tidak butuh uang. atau henpon. atau ransel seharga 150k di cihampelas bandung. di dunia, jika lapar atau haus kita tinggal menghubungi mbak pramugari yang akan mengantarkan semangkuk indomie rebus dengan topping telur dan sedikit sawi hijau plus segelas es teh manis, tapi di dua alam terakhir puasa kita yang akan menjadi penghilang lapar dan haus.


di dunia jika baju kita sudah saatnya diganti, ratusan kios ITC siap melayani tapi di dua alam terakhir, amal kebaikan kita yang akan menyelimuti tubuh kita. di dunia jika jalan yang ditempuh rusak dan bolong-bolong *padahal sudah taat bayar pajak* kita bisa dengan mudah memilih rute lain. di dua alam terakhir, sukar-tidaknya jalan yang dilalui tergantung pada ibadah kita di dunia.


kubur bisa menjadi tempat yang sempit, dingin dan gelap atau tempat yang terang, luas dan hangat, terserah keputusan kita selagi berada di dunia dan surga itu mahal.