Monday, December 31, 2007

Starting by tomorrow, we will start a new year. Funny while everybody gets excited and is busy arrange a party, I don't feel the same about it. This is an ordinary day just like the other day and years for me are just a number.


The only good thing about it is that I can have another day off.

Friday, December 28, 2007

December always reminds me to rain fall, winter and snow. It represents cold, silent and lonely. But behind them all there is a tiny bit of peace that always makes people who touch it feel warm and be at ease. Paint an empty street covered with snow. Almost dark except a tiny dim light from the street lamps. And slowly, snow falls from above. It is December.


For such a sentimental reason, December is always welcome in the home of my heart.

Wednesday, December 26, 2007

I used to be an optimistic-positive thinking person, seeing the glass is half-full instead of half-empty but today I feel not sure about it, feeling more pesimistic about tomorrow. Give me a solid, high skill and powerfull team. Give me a break to complete my research. In return, I'll take you jump to the next level. And mark my words:  I'll catch you in surprise.
Wednesday I was off. I took my leave.
Thursday I was off. It was Idul Adha
Friday I was on *sigh*
Saturday I was off. It was weekend.
Sunday I was off *Need not to say*
Monday I was on *haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah.. (taking a looooong deep breath)
Tuesday I was off. It was Christmas
And now this morning is raining, streets are empty, most people still on their vacation and Google never stops playing holiday theme in their Doodle and I am on. I know I should be still off today!!!!

Tuesday, December 11, 2007

Beberapa catatan dari wiken kemarin dan kemarinnya lagi dan kemarin dulu: Pertama saya berhasil memperpanjang sim di mobil sim keliling. Hura. Prosesnya sekitar satu jam saja, antrian sedikit, tanpa calo dan total biaya yang dikeluarkan 104k dengan rincian 100k untuk biaya perpanjang sim yang tanpa kwitansi , 2k beli pulpen untuk mengisi formulir *setelah dipakai, berikan pulpen pada pemohon sim yang lain biar mereka tidak perlu beli. Hitung-hitung beramal 2k*, 2k biaya teh botol untuk merayakan keberhasilan ini. *hura*


Kedua iseng masuk setarbak dan keluar dengan segelas ice blended frapuccino coffe. Setelah melalui satu minggu yang berat termasuk ujian nari balet, bolehlah sesekali manjain diri.


Ketiga kemarin mampir makan gado-gado di Gado-gado Boplo cabang Cassablanca. Tempatnya nyaman, cozy ala resto kelas menengah atas kaum urban. Harganya juga lumayan, gado-gado lontong seporsi besar dihargai 16k. Kalo ingin nasi putih atau lontongnya terpisah harganya beda lagi. Lontongnya besar-besar seperti lontong say.. maksudnya seperti lontong begitu lah. Sayur pembentuk gado-gado sederhana saja: tauge, bayam, kacang panjang, kentang, jagung, seiris daun selada dan setengah butir telur rebus, ditaburi dua-tiga keping emping dan tiga lembar kerupuk udang ukuran kecil. Terlalu sederhana untuk makanan rakyat kecil seharga rakyat besar. Empingnya seharusnya bisa lebih generous dan sayurnya lebih kaya. Kalo ditambah irisan timun dan tomat mestinya bisa lebih mantap. Perkecualian untuk bumbu gado-gadonya yang memang mantap karena dibuat dari kacang mete yang diblender halus. Untuk teman makan kemarin dipilih milkshake strawberry seharga 10k yang ternyata cuma dibuat dari pop ice murahan. Puh, rasanya lebih mirip sirup ketimbang susu kocok. Boleh saja mampir lagi cuma lebih baik pilih-pilih menu.

Monday, December 10, 2007

I can see the group has broken. It is just a good business and nothing lasts forever after all.

Friday, December 07, 2007

You know, even a song can mean anything. You open winamp and load the playlist. Add songs and click the play button. First song goes without you even notice and so as the second one. Now here comes the third song and all of a sudden you stop at once. You are staring blanky and for a second, just a second you are taken away back to yesterday. And you feel like you are completely return there, to that day. A day that means so much.


A moment later you blink your eyes and find your self back to present. There is something flying away inside here, can't see it but can feel it, can't tell what it is but somehow you know exactly what it is. And how you wish you can keep the day in your hands.


Feel the power of memory

Wednesday, December 05, 2007

MS Access is never intended to be used in a client-server or n-tier typical application. It is lack of locking capability, resource sharing, performance monitoring and has problem with reliability when its size reaches hundred megabytes. Sharing it in a client-server typical application is something that only a fool will do.


If you're looking for a light-weight, easy-to-use, local database for temporary data, have no intention to keep it for years and if it is corrupt you can easily create a new one then MS Access is the answer. If you're requirements are far more beyond it then take a look at RDBMS such as SQL Server or Oracle.

Friday, November 30, 2007

aaaaaah oke
bilang saja oke



tell me why do I find that a-piece-of-junk called pop-song *so they say* is truuuuuuuuuuully annoying especially the "oke" part. Hah!

Tuesday, November 27, 2007

It is said that your most beautiful moments come in high school. I say that I couldn't agree more!

Friday, November 23, 2007

And all of a sudden I want a glass of espresso or cappucino with ice blended and vanilla ice cream topping. I guess a visit to the nearest Starbucks will suit me most. It's been a long time, anyway.
I miss SeaQuest DSV, Star Trek series, Babylon 5, Space Above and Beyond. Yes I am a fan of sci-fi but instead of group of people with special ability I prefer sophisticated star ship, deadly star fighter and interstellar travelling. Where are they now? They have gone beyond the star, I guess.


And I do miss them all.

Monday, November 19, 2007

i just wanna feel real love
feel the home that i live in
cause i got too much life
running through my veins, going to waste
i just wanna feel real love
in a life ever after
there’s a hole in my soul
you can see it in my face
it’s a real big place.

*Robbie Williams - Feel*

Powered by ScribeFire.

Friday, November 16, 2007

Are we going to buy and install the new system? I say go ahead. Although build the current system costs me so much effort and time, I don't mind to replace it with a new, a better one. Because on the other hand I predict it will reduce my workload so I can focus to another, more important thing.
Ada beberapa cara untuk ke Yogya dari Jakarta. Pertama tentu saja dengan membawa kendaraan sendiri, entah itu sepeda, becak, bajaj, motor atau mobil. Lama perjalanan sekitar 12 jam termasuk istirahat beberapa kali. Ini kalau dengan mobil, jika naik becak sudah tentu bakal molor apalagi kalau selama perjalanan si abang becak sering istirahat yang sekali berhenti bisa makan waktu satu jam termasuk dua gelas kopi dan beberapa linting rokok kretek.


Cara kedua dengan naik kereta api. Ada banyak pilihan jenis kereta tergantung budget, kelas bisnis KA Senja Utama tiketnya sekitar 100 ribu-an. Non ac dan berangkat dari stasiun Senen. Kelas eksekutif KA Taksaka tiketnya minimal 200 ribu, bisa naik pada peak season. AC, berangkat dari stasiun Gambir dan di kereta mendapat jatah selimut, bantal, dua potong roti dan segelas air mineral. Untuk Taksaka ada dua pilihan jadwal, pagi atau malam. Yang jadi favorit adalah Taksaka malam karena waktu perjalanan yang sekitar 8-9 jam, jadi kalau berangkat malam, sampai di stasiun Tugu Yogya sekitar jam 6-7 pagi. Waktu yang pas untuk mulai mengeksplorasi Yogya karena di saat itu para penjual gudeg dan soto baru saja selesai menata dagangannya.


Cara ketiga dengan naik pesawat. Harga tiket bervariasi tergantung seat dan airlines yang dipilih tapi rata-rata berkisar antara 350k - 700k. Beberapa airlines menjual promo seat yang tiketnya setara atau lebih murah dari tiket kereta tapi seat seperti ini sangat jarang, jumlahnya terbatas dan dapatnya untung-untungan. Lama perjalanan dengan pesawat sekitar 50 menit. Disarankan memilih airlines yang tidak hobi tergelincir dari landasan atau nyasar karena panjang landasan Adisucipto Yogya yang pendek, kalau pilotnya tidak jago bisa-bisa mendarat di sawah. Sebaiknya juga kalau naik pesawat ke Yogya, jangan pilih penerbangan malam sebab selain landasannya pendek, lokasi bandara Adisucipto sendiri dijepit bangunan-bangunan. Dulunya memang sekitar bandara masih kosong tapi sejalan dengan perkembangan kota, banyak hotel dan plaza dibangun sehingga bandara seolah-olah dikepung.


Cara keempat dengan jalan kaki. Modalnya cuma air minum, balsem, dan duit secukupnya untuk nebeng bis jika capek jalan kaki. Jangan lupa bawa walk-counter Anlene biar tahu sudah 10.000 langkah belum. Tidak disarankan untuk orang yang lemah jantung, lemah syaraf dan masih punya akal sehat.


Cara kelima dengan memejamkan mata, berkonsentrasi penuh pada tempat tujuan. Dijamin ketika membuka mata kembali kita sudah berada di Yoyga. Hemat waktu dan hemat fulus. Sayangnya cara ini membutuhkan skill "manipulating space-time continuum" seperti yang dimiliki Hiro Nakamura dan tidak ada jaminan ketika sampai di Yogya kita masih berada dalam rentang waktu yang sama. Biasanya sih kalau tidak lompat ke masa depan, ya mundur ke masa lalu saat Belanda masih berkuasa.

Jadi, kita ke Yogya?

Friday, November 09, 2007

Lagi kena morning sickness. ya mual pagi-pagi dan berangsur-angsur hilang menjelang siang, bedanya yang ini mualnya masih suka muncul secara sporadis meski pagi sudah menjauh. Senin kemarin memang saya terkapar di tempat tidur sambil meringkuk kedinginan di balik selimut. Lidah pahit dan pusing sekali. Malamnya ke dokter dan divonis istirahat tiga hari. Jangan ke kantor dulu, boleh makan nasi dan *untunglah* boleh mandi.


Tiga hari pun berlalu dan obat sudah habis tapi rasa pahit di lidah masih betah menempel plus rasa mual yang menganggu. Kamis dipaksakan ngantor selain karena bete banget di rumah, juga ijin dokter sudah habis. Badan rasanya enggak karuan dan lemaassssss banget. Mana ruang kerja ada di lantai dua, naik tangga jadi suatu perjuangan sendiri. Huh waktu itu saya benar-benar berharap sudah menguasai Disapparate jadi bisa pap-pop-pap-pop kemana saja kita suka. Mau pulang tinggal pop dan tahu-tahu sudah di rumah. Kebelet mau pup tinggal ambil posisi dan melakukan persiapan seperlunya lalu pop dan tahu-tahu sudah di toilet, siap beraksi.


Kemarin test darah dan hasilnya semua ok kecuali nilai trombosit yang turun hampir mencapai batas minimal. Mungkin ini juga penyebab kenapa badan rasanya lemas. Alhasil sehabis itu langsung minum air banyak-banyak lalu malam sebelum tidur, badan dioleskan balsem dulu biar hangat. Hasilnya lumayan mendingan dan bisa tidur lelap padahal sebelumnya selalu terbangun tiap dua jam.


Pagi ini meski lidah masih enggak karuan dan nafsu makan belum pulih tapi overall sudah lebih baik ketimbang kemarin. ya mudah-mudahan saja tidak jadi makin parah

Thursday, November 08, 2007

Ada beberapa perkembangan baru tentang Kayla. Pertama mulai lancar mengucapkan satu dua kata meski masih terbatas pada "aih..aih..." dan "awuwau". Yang paling fasih sih tetap "ayah...!"


Kedua masih suka ngikutin ayah bunda shalat. Kadang kalo selesai shalat, dia ribut minta diambilkan surat Yasin, dibuka, dibaca sekedarnya dengan bahasa planetnya lalu dikembalikan lagi ke ayah Ketiga doyan menirukan orang adzan di tivi, tangan di telinga sambil berujar "awaaabaaa" (artinya: Allahu Akbar) Keempat masih nge-fans berat sama Hello Kitty dan doyan main lego. Peraturan dari ayah, kalo sudah malam enggak boleh nonton tapi apa daya kadang-kadang dilanggar sebagai hasil konspirasi bunda dengan neneknya


Di luar itu Kayla masih sama, masih aleman sama ortunya, enggak begitu doyan makan tapi minum susunya kuenceeng, makanya berat badannya begitu-begitu saja tapi tinggi badannya yang justru melejit. Masih suka diajak ke taman bermain, lihat kupu-kupu, capung, kodok, ikan, kalo lagi ke toko empat pasti enggak mau beranjak dari counter ikan segar.


Jadi Kayla sayang, selamat ulang tahun ya nak. Kiranya kelak kamu menjadi sesuai namamu, wanita yang kuat ibadahnya, menjadi penghuni surga, manis budinya, makmur bermartabat dan dicintai serta disayang banyak orang. Ayah bunda ada dalam setiap langkahmu.

Tuesday, October 30, 2007




I'm thinking about having the image above for my wallpaper. Funny, straight to the point and I guess it is true.


*in case you are wondering, "maling" means thief
shall I standing at the window
gazing at the crystal falls from the sky
seeing her my fairy rain who have been travelled through the time
reminds me nothing but the truth
that she remains beauty as always

Monday, October 01, 2007

Beberapa tahun yang lalu saya pernah menjadi pengasuh rubrik tips dan trik Visual Basic di majalah Mikrodata, majalah komputer yang menyasar para software developer, niche market yang jarang digarap. Selain mengirim artikel rutin, saya juga sempat menulis beberapa artikel lepas tentang SQL Server dan Visual Studio. Honornya memang tidak bisa dibilang besar tapi lumayanlah untuk menambah-nambah saldo tahapan BCA.


Mikrodata sendiri sekarang sudah almarhum, berganti nama sekaligus menyasar market audience yang berbeda, pengguna komputer tingkat pemula. Kiprah saya menjadi kontributor pun berhenti. Level audience yang jauh berbeda salah satu penyebabnya, alasannya simple saja: saya sering tidak tahu apa yang sebaiknya ditulis untuk konsumsi seorang pemula. Kalau kita sudah berada di tingkat advance atau master di suatu bidang, maka materi bagi pemula jadi kelihatan begitu sepele dan tidak pantas untuk ditulis. Begitu saja koq susah sih? Kira-kira seperti itulah.


Kalo dilihat dari kacamata pemula pastilah berbeda tapi rasanya sulit memposisikan diri di tempat mereka. Setidaknya itu dulu. Sekarang mungkin sudah berbeda karena hidup adalah belajar dan itu tidak pernah berhenti.


Sampai detik ini saya masih menulis artikel tapi bukan lagi dipublikasikan di media cetak dalam negeri, melainkan di komunitas free-article seperti ezine. Temanya juga meluas, tidak hanya programming tapi juga spam dan IT management. Karena sifatnya yang open dan free maka tidak ada honor sama sekali untuk setiap artikel yang dimuat tapi paling tidak saya menemukan tempat lain untuk menuangkan ide dan berbagi pengetahuan.


Visual Basic 6.0 sendiri masih banyak dipakai sampai sekarang tapi seiring dengan selesainya masa tugasnya (baca: discontinued by Microsoft) banyak penggunanya yang pindah ke .Net. Sebagian dari mereka meneruskan dengan Visual Basic .Net, sisanya menyeberang ke C#. Saya termasuk kelompok kedua. Alasannya ada dua. Pertama dibanding Visual Basic, C# jauh lebih powerful. Dua, saya menemukan hal-hal baru yang bisa di-explore di sini. Ada tantangannya, sesuatu yang tidak saya temukan lagi di Visual Basic.
Kalau lagi buntu ide, biasanya saya jalan-jalan keliling kantor sekaligus mengontrol users. Ada masalah tidak, ada bagian yang bisa di-improve tidak, pengoperasiannya rumit atau bagaimana. Kalau lagi malas ya setidaknya mondar-mandir saja di ruangan atau berdiri di jendela menatap langit. Itu ada tujuannya:


Pertama untuk stretching. Bagaimanapun juga duduk selama dua-tiga jam bukan sesuatu yang baik, jadi kita perlu bergerak sedikit biar darah mengalir lagi. Memandang langit dan titik-titik terjauh juga untuk mengistirahatkan mata. Menatap monitor lama-lama itu capek.


Kedua, break sebentar itu membuat pikiran lebih rileks. Mengurutkan point-point masalah dan menyusun solusinya jadi hal lebih mudah dilakukan. Biasanya setelah itu ada saja ide muncul, entah dari mana.


Ketika masih bekerja di IT consultant, jago-jago di sana juga memiliki kebiasaan unik sendiri-sendiri. Ada yang melambaikan tangan ke monitor sambil berkata "halo..." kalo komputernya hang, ada yang bersiul-siul sendiri dengan kepala dan badannya goyang kalo lagi senang lantaran menemukan trik baru. Sebagian lagi mengekspresikan dengan berseru keras-keras sambil memaki-maki betapa gampang caranya. Ternyata cuma begitu saja padahal masalahnya sudah bikin kepala pusing dua hari.


Orang yang tidak tahu akan berkerut kening sambil bertanya, "are you guys ok?" Biasanya mereka tidak percaya kalau dibilang kita baik-baik saja. Orang yang negatif thinking, pikiran sempit dan berhati dengki lain lagi kesannya, akan selalu menuduh yang jelek-jelek. Capek? Yap. Memang tidak ada yang bisa diharapkan dari orang seperti itu.
I believe it is time to mr. Grumpy to learn how to listen and respect others. Something he should be done a long time ago. It was a shame how we keep silent for all this time even though we were disagree with him. So I hope my message reached him: listen and respect. Treat others equals. They are not your slave and you are not the king of the world.

Monday, September 24, 2007

Kala menyetir (mobil) biasanya saya suka memberi jalan pada kendaraan lain yang butuh atau orang menyeberang. Tidak ada ruginya melepas gas sebentar biar yang lain bisa lewat. Perkecualian untuk angkot dan bis yang suka menyerobot antrian. Pengalaman selama ini, angkot bukan jenis yang tahu terima kasih. Sesudah diberi jalan mereka malah enak saja berhenti di depan kita, menunggu calon penumpang atau ngobrol dengan temannya. Masih mending kalau berhentinya di pinggir, ini di tengah jalan. Ngajak ribut apa.


Biasanya ketika tiba giliran saya butuh jalan, sesemrawut dan se-hetic apapun, ada saja yang berbaik hati memberi. Entah mobil atau motor. Pernah saya iseng berlaku egois, tidak memberi jalan sama sekali meskipun jaraknya masih jauh. Believe or not, waktu saya yang butuh jalan, tidak ada yang mau memberi. Harus menunggu sampai betul-betul sepi.


At least it teaches me something, as you sow, so you will reap.

Friday, September 21, 2007

kemana kau pergi, cinta?

Monday, September 17, 2007

Don't you think it is the time to jump to another ship? The problem is, the rescue ship hasn't arrive yet.

Thursday, September 13, 2007

Some blogs have advanced features such as password protection per post, this means people can read post#1 but not post#2 unless they supply the correct password. Sophisticated? I don't think so. The reason is simple:


Blog is for public. Either you make it private to a group of your closest friend or not, the bottom line is the same: you allow others read you. So I don't see the point of posting a thing but prevent others from read it. If you don't want other people to read your post then why you still put it on your blog? Better do not post it at all! If you believe things are better left unspoken then let them be. Do not convey it to the world.


If the reason is because you do not want certain person read your post but you have no problem with the others then I say what kind of person are you? Do you have the guts to tell the truth, your true feeling/opinion or you are nothing but a coward? Kind of loosers who have no courage to take the risk of their own action.


Not everyone is ready to face the truth but I guess if we want to move on then we should start to learn it.

Wednesday, September 05, 2007

I guess it is true that life is about a choice. You can choose to be somebody or nobody. In more popular terms, you can choose to be a Hyundai or Lexus. It all depends on you. Notice that to be somebody there are effort, pain, tears and obviously time.


You choose who you want to be.
You choose what you want to do.
You choose where you want to be.


Look at the mirror and ask yourself, have you make your own choice?

Tuesday, September 04, 2007



*Yanni - If I could tell you. Taken from his concert*
It's still hard to turn away

Monday, September 03, 2007

Baru pulang dari suatu tempat di daerah puncak, menghabiskan wiken di sana. Bukan gaya-gayaan atau tiba-tiba sudah termasuk golongan "the have" tapi diminta mengantar pergi dan mengantar pulang dari Jakarta yang panas dan serba beton ke villa yang sejuk dan serba hijau. Sisi positifnya, bisa refreshing. Enak juga menginap semalam di sana. Jalan kaki pagi-pagi menyusuri jalan pegunungan yang alamak terjalnya, minum teh di gazeebo, main badminton sebentar, lanjut ping-pong lalu bakar jagung, leyeh-leyeh di balkon dengan pemandangan lembah terus tidur (lagi) sampai makan siang.


Sisi negatifnya, pegel juga menahan kopling satu setengah jam dari tol jagorawi exit puncak sampai pertigaan beberapa kilo sebelum taman safari. Jengkel dengan berandalan lokal yang berlagak mengatur lalu lintas tapi tujuan aslinya cuma uang dan hasilnya malah bikin macet tambah parah. Dan sebal dengan ulah motor yang seradak seruduk minta digampar plus tingkah laku angkot dan pengemudi APV yang pecicilan. Dari dulu sampai sekarang sama saja, rata-rata sikap pengemudi APV dan Carry selalu belagu dan mau menang sendiri sementara kenyataannya jalanan itu harus dibagi.


Dari petualangan kemarin ada beberapa yang bisa dicatat. Pertama kalo ingin menjajal kemampuan mobil di tanjakan pergilah ke tempat-tempat seperti ini, desa-desa di pegunungan sekitar puncak pass. Belum pernah rasanya menemui jalur yang begitu ajaib, tanjakan terjal dengan sudut miring 45 derajat lalu di ujung tiba-tiba berbelok patah ke kanan. Dan jangan bayangkan selama menanjak itu rutenya lurus seperti huruf I, biasanya sih membentuk huruf S. Seriously, jalur ini mungkin sebenarnya disiapkan untuk dilewati kuda bukan mobil.


Hebatnya MPV mur-mer dengan mesin kecil 1300 cc yang diisi delapan orang dewasa plus satu panci sop, empat raket badminton, satu tabung shuttle cock yang cuma berisi satu cock, dua pasang sandal jepit, tiga bungkus kacang atom garuda dan biskuit ritz plus beberapa tas sukses menaklukkan semua tanjakan tanpa ngos-ngosan dengan ac on depan belakang meski terkadang harus berhenti di tengah lantaran macet.


Catatan kedua, betapa minimnya petunjuk jalan di situ sehngga rute pulang meleset jauh dari rute pergi. Kalau pergi kita lewat pertigaan ciawi arah puncak, ketika pulang lantaran cuma mengandalkan instiusi sambil berharap dituntun the force, akhirnya malah keluar di dekat pintu gerbang Ciawi, tepat sebelum pertigaan yang mengarah ke Tajur. But I call it luck as we were one step closer to highway gate.



Catatan ketiga, penduduk lokal semakin komersial. Tiap pertigaan selalu ditungguin mahluk kucrit yang berlagak mengatur lalu lintas, mulai dari berandal bermuka hancur sampai anak kecil dan ibu-ibu. Di salah satu ruas jalan malah pasang meja plus kopi segelas. Such disgusting.


Catatan keempat, Jakarta memang sumpek dan miskin hiburan.

Thursday, August 23, 2007

There is kucrit here.


*In case you are wondering, "kucrit" in this term refers to a person who really loves to disfigure other, defame, annoying, envy and act as the most innocent person in the world. Funny that I have no respect at all to such a villainous person like that.*

Tuesday, August 21, 2007

it was rain yesterday. and it is raining now in the morning.
so I guess the message is true.
the fairy rain has returned.


and my arms are open wide.
welcome home.
so much i miss you...

Monday, August 20, 2007

I've just returned from a small city in West Java, about three hours driving from Bandung (make it four if we add one hour lunch break and five minutes stop to buy kerupuk melarat into account). We brought our big cooler box with us, load it with milk, yakult, green tea and mineral water. We also brought our snacks: peanuts, bread, cookies, biscuits and chocolate. It was a long trip so we gotta made it fun. And since there were kids and baby with us, we stopped oftenly to give them time to rest *sate maranggi yummy*.


Though the tavern is rustic, the air conditioner has no remote which almost make me freeze the whole night, the light is murky, no buffet for breakfast *what do you expect? breakfast on bed?* and I got no hot water for bath, I must say the trip was quite fun. We may won't have another one like it for a long time.

Wednesday, August 15, 2007

Everybody says "Heroes is good", "You must see it", "Sci-fi lover eh? Gotta see it by yourself". So I raise my hand, "All right, all right. I'll do". So be it. The next weekend I find my self at a DVD-VCD counter in one of so many ITC in Java, and back to home with three discs of Heroes episode 1-9. Yes yes, I was a litte bit late watching this series, since I lost connection with the collective I find it's hard to keep up to date with what-the-hell-had-happened-in-alpha-quadran.


I have no comment about this series right now as I haven't watch it all *though I'd already knew how far the story goes in season 1, thanks to wikipedia*, yet it leaves me with an allure question *I guess everybody does*: if, I can choose to have such an ability like theirs, which one will do me a favour?


Most people recommend Peter's. The ability to absorb another hero's power, learn it and the way to summon it. It is a good idea I think because:
1. If I meet Nathan, I can fly.
2. If I meet Isaac, I can paint the future.
3. If I meet Hiro, I can bend space and time. I can stop the time, sneak into the payroll database and add an extra "0" in my salary.
4. If I meet Claire, I can heal my self. Regeneration rules.
5. If I meet Niki, I can.. have one night stand with Nathan.. *ups*


But absorb and summon it are different stories and I'll end up be an explosion in space, so I guess mastering them all and then turn into a nuclear kaboom is not a good idea.


Perhaps the second most interesting power is Hiro's. Bend the space and time. By mastering it I can:
1. Jump to the future or past
2. Join "Super deal 2 milyar" quiz and before I choose "Tirai 1, Tirai 2" etc.. I stop the time and see what's behind.


Although seems cool but without having super strength, I find it is a little bit less worthly, especially if you are chubby, nerds, rarely do sport and you need to pull away a big-tall-black-man with a wounded-half-blank-woman from an exploding car.


So I guess I still have no idea which one is my fave.

Tuesday, August 14, 2007

Sometimes, how I wish that I can simply walking away. Pain, misery, desire. Leave them all behind. Sadly in fact, life is not as easy as it is and sometimes we are forced to carry them with us.


If only I have that power.
"You smell of petrol," said the girl.
We did not answer her. Faquarl moved his hand, beginning a gesture. I sensed his regretful intention.


Why did I act then? Pure self-interest. Because with Faquarl momentarily distracted,it was the perfect opportunity to escape. And if I happened to save the girl too... well, it was only fair. It was she who gave me the idea.



I lit a small Spark on the end of one finger and tossed it at the cook.
A soft noise, like a gas fire being ignited, and Faquarl was an orange-yellow ballof flame. As he blundered about, roaring with discomfort, setting fire to the leaves about him, the little girl squealed and ran. It was good thinking: I did the same.[7]



[7] Only without the squeal. Obviously.




And in a few moments I was in the air and far away, hurtling at top speed toward Highgate and my stupid, misbegotten master.



I read the The Bartimaeus Trilogy - Amulet of Samarkand, 160 of 287 pages. Yes it is still a long way to go consider that there are still two others books waiting for me. So far, I like the Bartimaeus character. He has a sense of humor, a little bit strange, cynic but I find out it just perfect for him.


I haven't read *buy, I mean* Harry Potter - Deathly Hallows, still waiting for someone generous to lend me one since I found 285k++ for a kiddy book is not a reasonable price and obviously out of question.

Friday, August 03, 2007

Suatu siang ketika sedang menyusuri gang-gang sempit di sebuah ITC di bilangan Jakarta, seorang SPG menyapa saya dengan pe-de-nya:


"Boleh pak bh-nya...."


Untuk sesaat sempat saya memberi dia antara lirikan sebal "enggak liat gue cowok?" dengan ingin tahu "mana mbak? coba lihat...", sempat terpikir untuk berhenti dan melihat-lihat sejenak tapi akhirnya dibatalkan setelah mempertimbangkan fakta berikut:


1. Seperti menilai orang, saya lebih concern dengan 'isinya' ketimbang 'bungkusnya', jadi saya tidak mau menghabiskan waktu untuk menilai sesuatu yang 'kosong'. Kalau yang ditawarkan itu 'isinya' boleh jadi akan lain ceritanya.
2. Akan jadi pemandangan ajaib jika seorang Adam berada di tengah-tengah 'perabotan' Hawa yang warna dan bentuknya beraneka ragam itu. Bukan cuma weird tapi juga berpotensi mengundang bisik-bisik dan masuk infotainment


Sampai sekarang saya cuma bisa menerka-nerka alasan si mbak SPG menyapa seperti itu:
1. Majikannya sudah menset default configuration-nya seperti itu sehingga siapapun yang lewat, kalimat pertama yang keluar otomatis itu.
2. Lagi frustasi lantaran sampai sesiang itu masih sepi pembeli
3. Produk yang dia jual transgender alias bisa dipakai cewek, cowok dan yang berdiri di antara keduanya.
4. Si mbak sebenarnya salah satu anak buah Voldermoth yang menyamar dan bh itu adalah portkey yang harus diserahkan ke saya untuk membawa saya ketemu dengan bos-nya. *Apa enggak ada barang lain yang lebih cocok?*
5. Produk yang dia tawarkan itu barang antik karena pernah dipakai Wonder Woman.
6. Di balik bh itu tersembunyi light saber yang bakal dipakai untuk menyerang saya karena si mbak ternyata orang suruhan kelinci energizer.

Thursday, July 26, 2007

If you think you have seen enough then think it again because you are just like common people, are blinded by emotion while the truth is totally different than what you've seen. You saw the lake and you though you have seen the sea. You climb the hill and though you have climbed the mountain.


You have and always misunderstanding me so far, you can continue spread the words of lie and perhaps someday I will reveal the truth, many things those you do not know them yet and can't be seen by your eyes. But until then I think I prefer sit and watch, should I remind you that in every quiz I always be the master mind character? Meanwhile all I would like to say is how pathetic you are, silly girl.

Thursday, July 19, 2007

Dalam hal kemampuan bercerita dan mengutarakan maksud, ada beberapa tipe orang. Pertama adalah yang melakukannya dengan urut, tertata rapi dari awal hingga akhir, jelas poinnya, jelas apa yang diinginkan, jelas pula masalahnya. Biasanya saya cuma butuh waktu lima menit atau kurang menghadapi orang seperti ini.


Kedua adalah yang hobi melewatkan latar belakang masalah dan langsung ke permasalahan kemudian apa yang diinginkan. Walaupun sedikit acak-acakan tapi potongan ceritanya masih dalam urutan yang benar, cuma butuh sedikit tanya-jawab untuk meluruskannya. Biasanya saya butuh waktu sekitar lima belas menit kalau menghadapi tipe ini.


Ketiga adalah yang doyan melewatkan latar belakang, pokok masalahnya sendiri dan langsung lompat ke apa yang diinginkan. Ceritanya tidak urut, berantakan total dan lompat-lompat hingga kita harus kerja ekstra untuk mengurutkan potongan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Biasanya saya menghabiskan waktu 30 menit atau lebih (dan seringkali lebih) menghadapi kucrit seperti ini. Sepuluh menit pertama untuk berpura-pura sibuk dan memberi kesan saya tidak ada waktu, sepuluh menit kedua untuk memasang muka jutek dan membiarkan dia bicara ketika dia masih juga keukeh tidak beranjak, sepuluh menit ketiga untuk memasang muka lebih jutek, menaikkan volume suara dan meminta dia bercerita lagi dari awal karena saya masih blank sama sekali apa sih maunya??. Konyolnya setelah menghabiskan ekstra 30 menit lagi untuk mengurutkan ceritanya yang kacau, baru ketahuan kalau masalahnya ternyata sederhana saja. Cuma dua kata menghadapi manusia seperti ini: cape deeeh.


Sebagai orang yang praktis dan biasa straight to the point saya tidak punya cukup stock kesabaran menghadapi yang seperti itu. Listening is not an easy thing to do. Kalau menuruti nafsu, ingin rasanya mengayunkan tongkat ke dia sambil komat-kamit "Avada Kedavra!" terus sinar hijau muncul dan masalah pun selesai.

Tuesday, July 10, 2007

Which one do you choose?
1. Arrive two hours late but safely or
2. Arrive 15 minutes earlier but in emergency room


Well I choose:
3. Arrive 15 minutes earlier safely.


Think out of the box!

Thursday, June 21, 2007

"Kopi atau teh?"
"Susu"
"..."



Dibanding kopi atau teh saya memang lebih menyukai susu. Dua yang pertama memang common choice tapi toh tetap terasa kurang sreg. Saya tidak begitu menyukai teh, kopi apalagi. Minum kopi satu cangkir walaupun masih pagi sudah cukup membuat saya begadang menonton acara dewasa di tv tengah malam. Bersyukurlah saya bukan tipe morning person. I never let a cup of something decide the color of my day.


Anehnya setiap kali mengutarakan pilihan utama saya itu entah kenapa si penanya selalu cengengesan. Lho, memang kenapa dengan susu? Sehat dan banyak gizi. Cuma sepertinya kata susu selalu diasosiasikan dengan "wadahnya". Iya itu juga saya suka koq *polos*, sudah berprotein penuh vitamin A lagi. Rupa-rupa bentuknya tapi tetap indah


Sampai saat ini satu-satunya reaksi normal yang saya dapatkan setiap kali saya pilih susu cuma adalah ketika saya utarakan di ketinggian 33.000 kaki pukul setengah delapan pagi untuk menemani omlet jamur, sosis panggang dan tumis paprika sebagai menu sarapan hari itu.

Tuesday, June 19, 2007

I like to keep the system clean, neat and simple. They are all mean one thing: easy to maintain, no duplicate entry and less effort. If you have two similar system then when you update A you must reflect the changes on B as well. If for some reasons, management change their policy that affect system, the system must adapt it as well. In this case you need to apply the change on A then B. They mean nothing but double work.


So if you don't get the idea I suggest you to think it again, change the way you think and learn to see the big picture. Think two steps ahead instead of one. Do not see one piece of puzzle, but look at the whole puzzle and you'll know what I mean.


One thing you must know for sure, do not expect me to clean up the mess later.

Monday, June 18, 2007

And So Those Pics Speak

Iya menginapnya di sini. Standard room untuk tiga malam. Hotelnya sudah veteran dan beberapa bagian patutnya direnovasi biar tetap muda dan segar. Lantai kamar koq cuma keramik biasa tanpa karpet, kalah dengan hotel di Jakarta yang sekelas di bawahnya. Sambungan antar tegel sudah ada yang menghitam, pintu kamar mandi mulai keropos, dan untuk ukuran hotel bintang empat menu sarapannya ngebosenin dan kurang variasi. Koq enggak ada menu khas Bali di situ padahal umumnya hotel selalu menyediakan menu khas daerah setempat.


Itu minusnya, plusnya lokasi kamar yang super strategis, dekat coffe shop tempat sarapan, menghadap kebun, kolam renang dan pantai, cuma selemparan kolor dari kolam renang dan cuma dua lemparan kolor alias 20 detik jalan kaki ke pantai Kuta. Kita bisa ke pantai tanpa harus menyeberangi jalan raya Kuta karena lokasi hotel yang berhadapan langsung dengan bibir pantai. Jadwal rutin: jam enam pagi usai subuh jjp (jalan-jalan pagi) ke pantai sekedar cuci kaki dengan air selat Bali (di Jakarta mana bisa!), setengah delapan balik ke hotel buat sarapan lalu berendam di kolam renang yang sepiiiiiiiiiii, paling banyak cuma ada satu-dua bule di situ dan itu juga hanya berjemur. Pokoknya this is my pool and belongs to no one but me, me and me!






Ini danau yang letaknya di dataran tinggi di kawasan Bedugul. Cukup dingin di situ. Danaunya luas, bisa dikitari dengan boat. Boat disewa per unit Rp 120.000,- kapasitas enam orang termasuk supir. Naik boat bikin dinginnya angin lebih terasa lagi. Pada kondisi kabut tebal, danau tidak bisa dijelajahi karena jarak pandang yang hampir nol. Kalau malas naik boat, bisa juga mancing di pinggiran danau. Alat pancing disewakan.





Berseberangan dengan terminal air ada jejeran vila yang bisa disewa Rp 500.000,- semalam sudah termasuk transport dari/ke terminal. Tapi apa enaknya nginap di tempat terpencil seperti itu, tidak ada akses ke public area kecuali naik perahu. Itu pun dengan catatan cuaca cerah. Sayang di sana tidak sempat main-main ke kebun strawberrynya yang tersohor itu. Mungkin lain kali.









Danau Beratan punya pura yang diabadikan dalam pecahan uang Rp 50.000,-. Kalau ada uang lima puluh ribu, coba iseng-iseng teliti tulisan di samping gambar pura di situ, kalau cermat akan terbaca "Danau Beratan, Bedugul". Gambar di samping walaupun masih bagian dari pura di Danau Beratan tapi bukan bangunan yang ada di lembaran uang. Maklum perahunya goyang dombret terus dan terlanjur:
1. salah posisi buat memotret bangunan yang benar.
2. hati-hati menjaga kamera biar tidak mandi basah
3. extra hati-hati jaga diri biar tidak ikut-ikutan mandi basah.

















Dari Bedugul kita naik ke Kintamani. Jalannya menanjak dan berkelok-kelok seperti ular, kiri-kanan kalau tidak hutan ya jurang dan dari semula melihat kabut di atas akhirnya malah berada di tengah-tengah kabut itu. Begitu sampai di Kintamani, huah dinginnya! Dari pantai yang panas cerah tahu-tahu ke gunung yang dingin berkabut, mantap. Apalagi saat itu sudah mulai sore, jadi makin nendang dinginnya. Dibanding dulu Kintamani sekarang sepi sunyi sendiri. Restoran di sepanjang jalan tidak ada yang buka, semuanya tutup dan kosong. Pedagang di sana membuat kita merasa jadi selebitri yang dikejar-kejar infotainment. Nawarin dagangannya seperti besok bakal kiamat. Sudah ditolak masih saja ngeyel. Kalo dibeli satu, kawan-kawan segank-nya jadi lebih hebat lagi memaksa kita membeli. Enough is enough. Sampai mereka berubah saya tidak akan kembali lagi ke Kintamani. Biar saja mereka mampus kalo cara berdagangnya masih seperti itu.





Kita juga sempat main-main ke patung setengah badan yang belum jadi ini. Dari hasil jalan-jalan ke sini saya jadi tahu kalau bawa Karimun jangan sekali-sekali nekat nanjak dengan ac terpasang kecuali ada yang mau turun dan membantu dorong. Mesin Suzuki Carry 1.0 yang dipasang sepertinya tidak didesain untuk pakai ac, sudah digas habis-habisan tapi mobil bukannya maju malah mundur dan diklakson motor di belakang.


Peta penunjuk arah ke kawasan GWK tidak ada dan akibatnya hampir saja kebablasan, apalagi papan namanya senada dengan background, sulit dilihat dalam terpaan sinar matahari. Masuk kompleks GWK dengan pelataran luas dan gunung yang dipotong-potong rasanya seperti berada di dalam game horror Doom atau Hexen. Apalagi langit mendung dan angin kencang, semakin klop jadinya. All I need now is my cheat code. Dari ketinggian kita bisa melihat kawasan Jimbaran, Kuta dan airpot Ngurah Rai.

















Dari GWK kita turun ke Jimbaran, menghabiskan sunset terakhir di Bali ditemani satu porsi King Prawn bakar, ikan bakar, sate cumi bumbu bali dan kerang saus padang. Jimbaran sepi, sebagian karena musim liburan belum tiba, sebagian lagi karena jumlah turis asing memang turun tapi justru karena itu suasana pantai jadi lebih bisa dinikmati. Suara ombak jadi dominan dan tidak diganggu pedagang. Dibanding Kuta pantai di sini lebih kotor, dunno why, memang setting default-nya begitu atau kebetulan saja.











Pagi sebelum ke airport kita sempatin juga mampir ke pantai Sanur. Memang benar kata orang, dibanding Kuta Sanur lebih sepi tapi juga lebih panas. Tidak seperti Kuta yang landai, pantai Sanur lebih terjal tapi pasirnya terlihat lebih bersih. Pedagang di sana juga lebih ramah *baca: mau ditawar* dibanding Kuta. Mudah-mudahan ramahnya bukan cuma karena lagi mengharapkan pembeli lantaran sepi. Buat yang doyan explore area sambil jalan kaki, Kuta lebih cocok daripada Sanur. Kuta punya Kuta Square dan tidak jauh dari situ ada Legian. Jalan kaki di sekitar Kuta lebih enak karena banyak yang bisa dilihat. Tapi soal harga, heh, Kuta cuma ramah kalau kita punya uang.


Sebenarnya banyak yang belum dilihat. Ubud, Dreamland, Nusa Dua, Tanah Lot, Tampak Siring, juga belum sempat mencoba water adventure. Iya dua setengah hari efektif memang kurang. Maybe some other time. So Bali, I shall return.

Friday, June 08, 2007

Do you recognize the following image?



If you are unfamiliar then it's ok because it is a snapshot from Milon's Secret Castle, an arcade game for Nintendo which is released around 1986. In this game you are Milon, the character with that blue pants. You are about to enter the castle which somehow rules by alien creatures. Of course in this games they have tiny-little-cute shape.


Your only weapon is bubble gun. Yes, you are capable to fire bubble but don't worry this bubble is deadly enough to your enemy. Your task is simple, explore the castle, find the boss and eliminate him once and for all. Sounds simple but in fact it's not that simple.


The castle has 3 level, 2 towers and an old dark-mildews well. Each level has 2-3 doors and windows. In order to go to level 2, you need to collect some items first in level 1. To collect those items, you have to enter door 1, pick up item A then go to door 2, pick up item B using item A. After you get item B, go to other door and so on. There's puzzle here, you have to collect item in order otherwise you'll never get the key to the second level.


I love this game. It rocks. After all this time I though this game has lost forever, fortunately I find its online java version *and it's free!!* after doing some googling. The drawback is the screen is pretty small.

Monday, June 04, 2007

I guess for the next trip, it'll be better if we leave mr. grumpy alone. He can go on by train, bus, travel agent or even foot, I don't care. Without him on board, I am quite sure we will have a much moooooooooooooooooooore fun! Time for him to learn how to show some respect to others.


By the way, if by coincidence your seat is next to his, I suggest you to bring ear plug or your mp3 player with you. Trust me, it will make your day!

Monday, May 28, 2007

After watched Pirates of Carribean: At World's End I end up with the following points:
* Get in the line as early as you can or you'll get the front seat
* Avoid visit toilet during movie or you'll lose the amazing battle scene and worse, by the time you return you have no idea what the hell had had going on and why does Will suddenly stand side by side with Jones, consider just a moment ago they two almost kill each other.


About the movie itself?
* Sparrow remains pathetic
* I don't see the use of Calypso
* What the hell had happened to Kraken? Did it sink and die?
* Pirates have no honor. The only thing matter is me, me and me. Else is nothing.

Thursday, May 24, 2007

If you do not know then learn.
If you are blank then ask.


We will always glad to teach but if you have all what you need and still come to us then I have nothing to say but how pathetic you are.


You are provided with all those tools in purpose so you can do it all by yourself, and you don't have to waste your time asking for our help, and you won't bother us anymore. If you still haven't get the idea then I suggest you to remove your brain and replace it with a better, highly sophisticated one.


Some users are definitely extremely lazy.

Friday, May 18, 2007

I just back from book store with a novel for me and three children books for Kayla plus two Detective Conan comics *for me, of course*. No need to say that they cost me a lot of money. Yeah it ends me up with one question: why are books here so expensive? If only they are less I might buy more. There were some about European war, also biography about several people those I like to bring them home but reality stopped me.


I was thinking about making a pre-order for the upcoming Harry Potter but think and think again, it'll be better if I wait. Just "Potter" after all (say that "Potter" in Snape's way, you'll get the idea). And I am waiting for the fifth Brown's novel. Something about the free mason.


I guess while the only thing the goverment care about is tax and more tax and even more tax, we can shop at the book store only once in two-three months. By the way now I need a bookshelf. A wooden-light colour with security key so there's no chance for Kayla to sneak into and turn them into pieces will be just fine.

Tuesday, May 15, 2007

I like to say happy belated birthday to my sister. May your life are blessed all the time and all good things come to you. *Ameeeen* I like to say the same to you K, I know you had come to this tiny little spot and read a little piece of my though that I share.
I watch the video about Jakarta riot, May 1998. You can search for them in youtube. Use "Jakarta riot may 1998" as keyword. How nice and kindly people we have, huh? I just can't stop thinking how stupid they were. I surely like to see their face when they meet Izrail for by that time they'll regret what they did but there's no second chance. Perhaps the idea about Borg's assimilation on Indo people is not bad after all.

Thursday, May 10, 2007

Become a problem solver sure it's great. I know my jobs desc does not hold that title but somehow I feel like that is what I am to be day by day. I don't mind to help if I can but I can't stand if I have to tell the same thing again and again.


The exhausting part is not to listen, not trying to figure out a solution but to apply the solution. First time you teach them they rarely pay attention. They will mostly ignore you because they think it's not that important, because they think there's still tomorrow, because they believe you are always available whenever they need you.


So the next week you have to tell them again and so for the third week and fourth just because they are way toooooooooooooooo dumb to understand how important it is for THEY THEMSELVES. Not you.


It is not worth to waste time for such kind of people but somehow you can't afford it. And I hate it.

Tuesday, May 08, 2007

I arrived at the office at precisely 06:15 am. The plus is I have the room for about at least the next an hour. First I did was examine the room. Some things have changed some remains. Second, turn the speaker on and start my mp3 playlist. Not Beyonce, not Christina Aguilera, not P Daddy, not any hip hop today. I miss my morning angel so Angel of the Morning (Abba) would be perfect. Next is All at Once (Whitney Houston), Through the Fire (Chaka Kan)and the rest is just following.


I need to keep my spirit high anyway.

Monday, May 07, 2007


just call me angel of the morning, angel
just touch my cheek before you leave me, baby
just call me angel of the morning, angel
then slowly turn away
I won't beg you to say with me


Abba - Angel of the Morning



A really good way to start the day. Damn.

Wednesday, May 02, 2007

Now here comes my dark side. The light has gone and darkness has come. I am combat ready and eager to fight so do not debate me, do not argue me and do not question me or I will crush you like hell. If you value your life then take my advice: be somewhere else!

Friday, April 27, 2007

All of sudden, I miss seafood. I want to return to here someday, when the rainy days are over. Wanna join? I need someone to share the cost with.

Wednesday, April 25, 2007

Ketika kecelakaan transportasi (kereta, pesawat, etc..) terus terjadi, reaksi pemerintah masih sebatas bela sungkawa dan inspeksi sekedarnya. Ketika pemerintah Amerika menghimbau warganya untuk tidak menggunakan jasa airlines Indonesia mengingat track recordnya yang tambah turun belakangan ini, barulah semuanya kebakaran jenggot dan mendadak rajin inspeksi ke bandar udara.


Dan seperti biasa, semua action di atas sifatnya sementara dan sekedar lips service. Omong-omong soal airlines ini saya koq masih sering melihat penumpang yang:
1. Menelepon dengan volume yang bisa didengar orang sekelurahan saat roda pesawat baru menyentuh landasan, "Halo? Pak? Udah sampe!! Jemput ya!!!!"
2. Lari terbirit-birit mendahului penumpang lain saat menuju pesawat. Maksudnya mungkin supaya bisa dapat posisi wuenak. Lantas apa gunanya nomor kursi? *kecuali air asia mungkin*
3. Menyerobot antrian check-in diikuti kakek, nenek, keponakan, oom, tante dan tiga trolley penuh koper guede plus beberapa dus indomie yang diikat tali rafia hijau.
4. Bediri di gang pesawat saat pesawat sedang parkir dengan menenteng satu tas dan satu koper kecil. Jika dilihat gelagatnya sih, begitu pintu dibuka, niatnya mau terjun ke bawah.
Saya pernah bertengkar sengit dengan salah satu member di sebuah komunitas maya. Masalahnya sepele, dia ngotot kalau 3-in-1 adalah solusi terbaik -best of the best- buat ngatasin macet Jakarta. Disodorkan fakta kalau area 3-in-1 tetap saja macet, tetap keukuh. Dikasih tahu kalau sebagai imbasnya area non 3-in-1 jadi lebih macet lagi, semakin keukuh ngototnya. Pokoknya 3-in-1, titik. Haah!


Dan diskusi (kalau bisa disebut diskusi) jadi semakin konyol ketika dia berpendapat kalau space yang ditempati satu land cruiser di jalan bisa diisi dua karimun, jadi mobil besar adalah penyebab macet dan mari kita ramai-ramai naik mobil kecil. Sementara kenyataannya di lapangan ukuran mobil hanya berpengaruh pada ruang gerak yang diperlukan untuk manuver tapi tidak pada tingkat kepadatan di jalan. Untuk itu jumlah kendaraan yang berkumpul di satu area justru menyumbang poin terbanyak. Jadi pernyataannya malah kontradiktif pada solusi yang dicari.


Semakin parah karena bukannya membalas dengan argumen yang masuk akal dengan didukung data, ia malah melakukan serangan personal sementara kenal saja tidak. Sampai di situ saya sibuk berkerut kening tidak percaya di dunia ini masih ada mahluk yang begitu naif, childish dan tentu saja idiot. Di titik ini saya sadar orang ini tidak bisa diajak diskusi dan segera saya tinggalkan pembahasan tidak mutu itu, apalagi seorang member lain yang juga sudah senior ikut mengingatkan, "anak kecil buat apa diladenin?" Komunitas maya itu masih ada sampai sekarang dan ukurannya bertambah besar tapi semakin saya tinggalkan karena semakin banyak member yang masih anak-anak seperti dia dan semakin jarang member berkualitas dengan cara pikir matang yang bisa berdebat dengan dewasa.
Some people are definitely stupid. Can you be objective? If you want to argue with me then you better meet the following requirements:
1. Logical
2. Rational
3. Emotionless
4. Objective


If one of them is out of your reach then I'm sorry to say that you are not capable enough to be my opponent and I think it'll be better if you go home and learn more and may I suggest you to get the hell out of my way. I have no time to deal with a child.

Monday, April 16, 2007

Take a look at the following scenario:
If someday you go out to a place and you find out that most people there wear white/light color suit while the only person who wear black is you, what are you gonna do?
1. Turn around and going home to change
2. Stay but try to become invisible the best you can
3. Stay and keep cool calm confident like Mr. Bond


I take the last one. It takes courage to say A when the whole world says B. My question: do you have the guts? I know for years we've been taught that being difference is bad but don't you have your own opinion? If we never start to learn to accept differences, I guess we will always be the duck kwek-kwek. The whole world give their respect to the eagle in the sky, not a group of duck near the pond.

Monday, April 09, 2007

Kalau belakangan ini blog ini jarang diupdate maka cuma ada satu alasannya: saya sibuk. Sibuk mengurusi integritas data yang berubah-ubah melulu. Kalau ada yang bilang "don't change the winning team" maka saya bilang "don't change the winning system". Saya termasuk golongan yang kontra mengutak-atik system yang sudah solid dan battle proven. Lebih baik bikin baru dari scratch, dijamin hasilnya lebih greeng.


Saya sibuk dengan puzzle laknat ini. Ampunilah mereka yang membuatnya karena menyebabkan orang kecanduan. Dari kecil saya sudah suka puzzle, it's challenging dan puzzle yang ini berbeda dari yang sudah-sudah. Ketika postingan ini diketik, saya baru sampai level 59 dan belum beranjak dari situ. Stuck? Bukan. Saya tahu betul kemampuan diri saya sendiri dan selama soalnya masih dalam koridor logika, maka tidak ada puzzle yang tidak bisa saya pecahkan.


Masalahnya untuk memecahkannya berarti harus banyak googling dan wiki-wiki dan itu berarti waktu ekstra dan justru itulah yang belakangan ini tidak saya miliki. Gara-garanya? Baca lagi paragraf pertama.


Saya juga sibuk menekuni pekerjaan ala Roy Suryo, apalagi kalau bukan menganalisa foto-foto "natural" lalu berkomentar "itu asli". Bedanya, saya baru sampai tahap pertama dalam menganalisa yaitu memelototi obyek dan kelihatannya saya akan lamaaaaaa sekali di sini.


Terakhir saya juga sibuk menghadiri undangan meeting-tanpa-snack-dan-minuman-dan-selalu-dekat-jam-pulang. Bukan, saya bukan jadi pembicara utama di situ atau jadi tetua yang dimintai nasehatnya tapi semata-mata karena di situ masih ada satu bangku kosong dan rasanya aneh kalau tidak ada yang menduduki, maka jadilah saya diundang.

Tuesday, March 27, 2007

Minggu siang, ketika sedang makan siang sambil menonton acara tidak penting di sebuah stasiun tv yang juga tidak penting, saya sempat terpaku sejenak. Pasalnya di tv sedang berlangsung penyerahan award (yang sama tidak pentingnya) untuk kategori artis dengan perceraian terheboh. Ada beberapa poin yang meyebabkan dia menang tapi yang teringat cuma jumlah kawin-cerainya yang cukup banyak.


Walaupun si artis tertawa-tawa ketika piala diserahkan saya yakin jauh dalam hatinya ada juga rasa miris. Menang untuk kategori yang tidak enak. Kecuali mengincar warisan, tidak ada orang menikah dengan tujuan cerai, dan perceraian juga bukan sesuatu yang pantas dibanggakan. Apa sebutan yang pantas untuk penyelenggara award ini? Kreatif? I don't think so. You name it.
though my broken heart
tears my dreams apart
I'll be all right
I'll be all right



Love that reffain. Don't ask me why coz I my self have no idea. I had been in situation where I had to choose between love or friendship. I took the first one. Though in the end it turned out that I lost both of them I didn't regret the decision I made. It is said that behind every star there is an angel, and if she is worthy to fight for then I'll go. For that reason a friend of mine ever called me romantic as well as obstinate.


Each time I join kind of "which character are you" quiz I always become Yoda, Palpatine, Gill, anyone as long as it is the mastermind character. Perhaps it is my nature to plan and design (I know I'm good at it) and let the others do the dirty part.


I've been quite busy for the last few weeks. So busy that I didn't have time to expand my knowledge. Must spare some.

Tuesday, March 20, 2007


everytime I try to fly I fall
without my wings I feel so small
and you know after all
you will always be the one to find me a soft place to fall
Saya tidak suka duet Indy Barens dan Indra Bekti. Garing, berisik dan ribut sendiri. Sepanjang acara kerjanya cuma adu vokal siapa yang paling tinggi dan yang paling saya benci adalah gaya bercanda mereka yang serba fisik, main pukul, main dorong kepala. Bukan ajaran yang patut dicontoh. Jangan pernah mengundang mereka menjadi bintang tamu kecuali kalau anda memang menginginkan acara jadi berantakan dan tidak jelas.


Saya tidak suka Olga Syahputra. Setali tiga uang dengan dua mahluk kucrit di atas. Tiap kali tampil selalu pamer urat leher. Kalo ngomong yang biasa saja kenapa sih? Tidak usah teriak dan bentak-bentak orang juga mengerti *dan dia pikir itu lucu?? Ha ha!* Trust me, tiap kali dia tampil pengen rasanya hati ini menampar bibirnya yang seksi itu.

Tuesday, March 06, 2007

I welcome air and fire for joining the nature disaster party at Indonesia. I know compare to water (Aceh tsunami) and earth (Yogya earthquake) they haven't give their best but I guess it is only a matter of time.


Speaking about fire, San Fransisco had been through it in April 18, 1906 where almost the entire city went red. I see no reason why the same thing can never be happened here.

Wednesday, February 28, 2007

...and she remains beauty as always


*miss you rain*
today's mood: blue. I know I should have my big white toblerone with me. sigh.

Monday, February 26, 2007

though my broken heart
tear my dreams apart
I'll be all right
I'll be all right


(Anggun - I'll be All Right)



It is funny how sometimes time can make you look back at the dream that you thought you had left it behind. And again, you try to make it comes true. As some words are better left unspoken, I believe some dreams are more beautiful if they remains as a dream.


Because even if you have wings, some stars remains unreachable.

Friday, February 23, 2007

I don't have time to call
I'm busy
I don't have time to chat
I'm busy
I don't have time to send you a message
I'm just too busy


but I have time to listen
and I do always have time to loving you

Thursday, February 22, 2007

there were the nights
holding you close
someday I'll try to forget them
as soon as my heart stops breakin
anticipating
as soon as forever is through
I'll be over you


(Toto - I'll be over you)



Some songs are obviously timeless.

Wednesday, February 14, 2007

siapakah di antara kalian yang tak akan mengarungi lautan, melintasi gurun-gurun, mendaki gunung-gunung dan lembah-lembah untuk menggapai gadis yang jiwanya telah kau pilih?
(Kahlil Gibran)



Gara-gara sebuah bacaan teenlit (minjem, bukan beli *kekeuh*) saya sempat termenung, seberapa jauh seorang laki-laki akan pergi untuk meraih wanita yang ia pilih? Pertanyaan sederhana dengan jawaban tidak sederhana. "Pergi" di sini bukan hanya dalam arti harafiahnya, pindah dari satu tempat ke tempat lain tapi bermakna lebih luas.


Seberapa jauh seorang laki-laki mau merubah kebiasaan buruknya demi sang putri dan seberapa jauh pula ia mau menyeberangi perbedaan adat istiadat bahkan keyakinan buat merebut hati si wanita. Seberapa jauh ia mau pergi mengarungi hal-hal asing dan baru baginya. Pada titik tertentu ia mungkin harus menukar persahabatannya dengan sebentuk hati yang dicari meski pada akhirnya seringkali semua pengorbanan itu dilupakan oleh sang dara. Been there, done that!! *And they say man is selfish???*


Sejatinya ketika laki-laki telah menjatuhkan pilihan maka ia bisa pergi sejauh yang dibutuhkan untuk meraih tujuannya meski kadang terlihat ekstrim bagi orang lain. Kalau perlu seperti dalam cerita dongeng, ia bisa saja menjadi knight in shining armor atau dragon rider. Batas-batas yang ada pun bukan lagi masalah sebagaimana penuturan Gibran di atas.

Tuesday, February 13, 2007

Swedia adalah salah satu negara yang sudah mengaplikasikan Single Identity Number (SIN). Setiap orang memiliki nomor id yang unik dan disimpan dalam sebuah database utama. SIN inilah yang dipakai kemana-mana jika berurusan dengan administrasi. Dan karena systemnya yang sudah integrated, tersambung dengan berbagai instansi pemerintah maka perjalanan hidup seseorang tercatat dengan baik.


Riwayat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah anak dan istri, catatan kriminal sampai riwayat kesehatan pernah menderita sakit berat apa sampai harus menginap di rumah sakit semuanya tercatat. Orang tidak bisa berlaku curang (paling tidak kemungkinannya dipersempit) karena setiap perbuatannya tercatat.


Jika negeri gendeng ini mengaplikasikan sistem serupa, banyak manfaat yang bisa dipetik sebenarnya. Dengan membandingkan data kepemilikan dengan penghasilan kita bisa mempertanyakan kenapa seorang penjabat rendahan bisa punya dua villa di puncak. Dengan melihat data pendidikan dan pekerjaan kita bisa mengetahui apa benar seorang yang dianggap "pakar" telematika pernah menggondol gelar anu dari universitas anu sesuai anunya (klaimnya) atau tidak.


Dengan melihat catatan kriminal seorang manager HRD bisa mengetahui apakah si calon karyawan pernah jadi psikopat Hannibal Lecter atau malah punya kecenderungan Sumanto. Calon mertua juga bisa memeriksa riwayat calon menantu, pernah punya penyakit kelamin atau pernah jadi penjahat kelamin.


Mengisi formulir pendaftaran sekolah atau membuka rekening bank juga lebih mudah. Isi saja nomor SIN, sisanya otomatis bakal terikut. Tidak perlu berulang-ulang mengisi nama, alamat, tempat tanggal lahir dan tetek bengek lainnya. Setiap kali mau pemilu kita juga tidak perlu repot melakukan sensus segala sebab berapa jumlah penduduk yang valid untuk mencoblos tahun ini bisa dilihat di database.


Sebuah sistem online yang terintegrasi sebenarnya juga bisa mengurangi korupsi. Otomatisasi adalah musuh alami birokrasi. Makin panjang birokrasi = makin banyak meja yang mesti dilewati = makin tinggi cost-nya. Otomatisasi memangkas semua itu, dan karena sifatnya online, semua bisa dikerjakan dari kantor atau rumah. Ketimbang datang ke kantor instansi terkait untuk menyetor dokumen, upload saja dari kantor. Bebas biaya transportasi, bebas macet dan terpenting, tidak perlu menyelipkan amplop-amplop isi uang.


Otentikasi dan tingkat keamanan bisa dipilih sesuai level dan budget tentu saja. Saya tidak mengatakan kalau semuanya harus sophisticated dan high-tech. Dalam implementasi IT yang pertama dilihat selalu mana yang paling tepat guna baru sisanya menyusul. Dalam hampir setiap masalah teknologi selalu menyediakan jalan keluar, tinggal manusianya saja yang mau menjalankan atau tidak.

Monday, February 12, 2007

Ada beberapa tempat yang bisa membuat nafsu saya memburu, "anu" menjadi tegang dan hasrat meluap-luap. Sebelum terlanjur berprasangka baik dijelaskan di sini kalo kata "anu" di atas berkonotasi dengan kartu debit atau dompet yang tegang lantaran sebentar lagi mungkin harus mengeluarkan sangu dalam jumlah lumayan.


Tempat-tempat yang demikian seperti pameran buku murah yang mengenakan harga 20%-30% di bawah harga normal. Sebuah buku tentang sejarah perang eropa yang di Gramedia dihargai 90k, di situ cukup ditebus dengan 64k saja. Belum lagi judul-judul lain yang bikin saya melotot sekaligus jengkel karena tidak membawa dana cukup sementara sang kasir hanya mau menerima cash. Dia menolak keras dibayar dengan daun meski sudah dijanjikan di setiap helainya akan ada tanda tangan saya sebagai kenang-kenangan.


Ya saya termasuk maniak buku. Novel dan yang jelas bukan teenlit, sejarah dan ensiklopedi mesin-mesin perang adalah favorit, sama halnya dengan buku yang mengupas sepak terjang perusahaan kelas wahid seperti Google dan MS. Berikutnya biografi meski dengan sangat selektif, lihat dulu subyeknya dan lihat pengarangnya sebab sebuah biografi punya tendensi sangat besar untuk menjadi buku yang berat sebelah. Berikutnya komik, manga Jepang tentu saja. Komik Amerika terlalu tipis, lebih cocok jadi kipas sate dan tidak sebanding dengan harganya. Bacaan teenlit? Lebih baik pinjam. It's not worth the money.


Tempat kedua adalah toko cd/vcd/dvd original yang sedang cuci gudang. Di toko empat sering ada yang seperti ini, vcd original seharga 49k dijual 15k saja. Konsekuensinya memang filmnya film lama tapi kalo beruntung kita bisa mendapatkan cerita klasik Disney. Bambi, Snow White and the Seven Dwarfs saya dapatkan dari sini. Those are timeless fairy tales. Memang bisa saja kita mencari versi bajakannya di ITC, lebih murah karena sekeping cuma dihargai 5k tapi untuk melengkapi koleksi di rumah, original is still pretty much better.


Tempat ketiga adalah toko aksesoris mobil yang menjual produk kw satu seharga produk non kw. Terus terang sampai saat ini belum pernah saya menemukan toko yang seperti ini.


Keempat tentu saja toko gadget dan komputer yang memasang label diskon 70% untuk setiap item yang baru launching. Again, sampai detik ini tempat semacam ini baru ada di Mall Khayalan.


Ketika tiba giliran membayar (buku) biasanya saya sibuk memaki-maki pemerintah yang punya andil besar bikin harga buku jadi mahal. Katanya ingin rakyat pintar tapi akses untuk jadi pintar koq dihambat. Harga buku mahal, internet mahal dan cepatnya seperti keong.


Dibanding dua tahun lalu, harga buku sekarang naik antara 5k - 20k. Ini perhitungan kasar saja. Jika dilihat per satuan kenaikannya tidak seberapa tapi menjadi masalah bagi mereka yang satu spesies dengan saya, yaitu kaum yang tidak bisa dipuaskan hanya dengan satu judul saja. Novel 300 halaman saja bisa disikat kurang dari empat hari apalagi bacaan ringan. Huh itu sih cuma dalam hitungan jam sudah kadaluarsa. Sebab itu kalau beli buku, bisa dua-tiga judul sekaligus.

Friday, February 09, 2007

If I could tell you...


I believe the best moment to listen to this guy is in a rainy night.
Saya tidak punya komentar apa-apa mengenai banjir ini kecuali kalau kejadian ini semakin membuktikan bahwa Jakarta bukan tempat yang ideal untuk ditinggali. Dulu jika ditanya apakah Jakarta tempat yang nyaman untuk dihuni jawaban saya tidak, maka sekarang menjadi tidak tidak dan tidak. Selain perasaan was-was ketika keluar rumah (jalanan banjir enggak, nanti bisa pulang enggak, mobil bisa lewat enggak...), jalanan juga menjadi kacau balau. Seharusnya satu arah menjadi dua arah. Motor nyelonong masuk tol (melawan arus lagi!). Di Daan Mogot sekelompok monyet memblokir sisi jalan yang aman dengan batu, kendaraan yang ingin lewat harus bayar upeti. *Can you imagine that?*


Kejadian ini sekaligus mengukuhkan watak bangsa Indonesia yang serakah dan tidak punya hati nurani. Di suatu kompleks perumahan yang tergenang, tim sar dilarang masuk oleh segerombolan kampret yang sedang cari untung sendiri atas musibah ini. Di tempat lain, korban banjir yang kelaparan diwajibkan membayar jika ingin mendapat jatah nasi bungkus. Pihak yang minta upeti beralasan jaman ini tidak ada makan siang gratis. Meski wilayah Jabodetabek yang tergenang mencapai 70%, Aburizal Bakrie kekeuh menuding media massa membesar-besarkan soal banjir ini. Belakangan, seorang penjabat partai mengirim sms mengajak menjarah. Di setiap kejadian, pemerintah selalu menjadi pihak yang paling telat bergerak. Dinas Kependudukan mengisyaratkan akan membantu pengurusan surat-surat yang musnah karena banjir seperti akte kelahiran dengan syarat ada kartu keluarga, surat keterangan dari kepolisian, surat pengantar dari RT dan beberapa syarat administrasi lainnya. Mau kiamat sekalipun, birokrasi harus tetap jalan, tidak boleh dipangkas apalagi disederhanakan. Hanya di Indonesia semua ini bisa ditemukan.


Dan karena bangsa Indonesia adalah bangsa pemaaf maka bulan depan masalah ini pun "dimaafkan" dan semua orang lupa hingga lima tahun kemudian ketika banjir besar datang lagi, barulah semuanya kembali ribut. Begitu terus berulang. Orang Indonesia memang tidak seperti bangsa lain yang suka belajar dari pengalaman.

Monday, January 29, 2007

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal perfeksionis. Kalau naik angkot maunya berhenti pas di depan gang, naik ojek berhentinya harus pas di depan pagar, kurang atau lebih satu langkah saja angkotnya disuruh mundur/maju. Harus sempurna. Jalan kaki bukan hobi di sini dan jelas-jelas tidak ada dalam kamus.


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kompak. Waktu pertama kali pengendara motor diwajibkan pakai helm. Semuanya kompak menolak. Juga waktu seatbelt menjadi wajib hukumnya, serentak kompak menolak. Bertengkarlah dengan orang di jalan, bawa motor butut dan tabrak sebuah sedan bagus. Semuanya kompak membela anda meski 100% andalah yang salah hanya karena anda terlihat lebih susah, lebih miskin dan lebih kasiaaan deh.


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang siap membantu. Keluarlah dari bandara dengan mendorong trolley penuh koper, akan ada orang yang langsung membantu anda dan menemani sampai kendaraan, tanpa perlu anda panggil. Saking ringan tangannya, anda mungkin bakal dibantu 3-4 orang sekaligus, apalagi kalau anda wanita dan berjalan seorang diri. Satu di depan, dua di samping dan satu di belakang. Hitung-hitung bodyguard gratis meski rasanya seperti dikepung. Setelah selesai, jangan lupa beri 5000 rupiah per orang sebagai tanda terima kasih. Kalau anda dinilai cukup kaya, mungkin perlu memberi lebih.


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat rasa kekeluargaannya. Menyeberang jalan pun sempat-sempatnya berhenti di tengah lalu balik badan buat berda-dah da-dah ria dengan teman-kakek-nenek-oom-tante-keponakan. Diklakson? Mereka maklum koq.


Bangsa Indonesia adalah pemikir dan perencana ulung. Berhenti di ujung eskalator sambil mikir habis ini mau kemana ya.. itu sudah biasa. Sesudah memasukkan pin ATM baru berpikir mau bayar apa.. itu juga sudah biasa. Puluhan tahun bikin rencana anti banjir buat Jakarta sampai hari ini masih tetap rencana. Puluhan tahun merencanakan solusi macet sampai hari ini masih macet di seminar-seminar, diskusi dan adu opini di surat kabar.


Bangsa Indonesia adalah bangsa paling pemberani di dunia. Siapa lagi yang berani naik motor malam-malam tanpa lampu pakai jaket hitam, celana hitam tanpa helm dengan kecepatan 80 km/jam selain orang Indonesia? Siapa yang berani menyeberangi jalan tol Jakarta - Merak sambil menggiring dua ekor kerbau kalau bukan orang Indonesia? Siapa yang berani naik kereta duduknya di atap gerbong selain orang Indonesia?


Bangsa Indonesia adalah penyayang binatang. Cuma orang Indonesia yang berani menolak unggas sakitnya dihabisi. Dan hanya pemerintah Indonesia yang doyan memelihara tikus di kantor-kantor.


Bangsa Indonesia adalah patriot sejati. Ikut penataran P4, upacara bendera, hafal nama-nama menteri kabinet dan butir-butir pancasila tapi kalau di luar negeri ditanya dari negara mana, ngakunya dari Filipina atau tetap menyebut nama Indonesia tapi diikuti wajah garang siap tempur gara-gara nasionalismenya terbakar slogan right or wrong is my country. Iya Indo negara koruptor. Iya di Indo apa-apa main suap. Iya di Indo enggak ada disiplin. Iya Indo negara brengsek. so what? any problem?? *duh* Dan yang bertanya pun memasang muka takjub.


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang taat aturan. Di lampu merah berhenti di depan garis stop, itu pun dengan catatan ada polisi. Kalau di tol jalan di lajur kanan. Motor selalu menyalakan lampu sein setelah berbelok. Angkot dan bis berhenti pada tempatnya yaitu dimana saja terserah supir. Bayar parkir adalah kewajiban tapi mobil hilang atau barangnya dicuri bukan tanggung jawab pengelola.


Bangsa Indonesia adalah...
silahkan isi sendiri.

Thursday, January 25, 2007


You are The Devil


Materiality. Material Force. Material temptation; sometimes obsession


The Devil is often a great card for business success; hard work and ambition.


Perhaps the most misunderstood of all the major arcana, the Devil is not really "Satan" at all, but Pan the half-goat nature god and/or Dionysius. These are gods of pleasure and abandon, of wild behavior and unbridled desires. This is a card about ambitions; it is also synonymous with temptation and addiction. On the flip side, however, the card can be a warning to someone who is too restrained, someone who never allows themselves to get passionate or messy or wild - or ambitious. This, too, is a form of enslavement. As a person, the Devil can stand for a man of money or erotic power, aggressive, controlling, or just persuasive. This is not to say a bad man, but certainly a powerful man who is hard to resist. The important thing is to remember that any chain is freely worn. In most cases, you are enslaved only because you allow it.


What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.




Somehow it felt blue here...

Tuesday, January 23, 2007

Now I understand why does Gates see Google and not the little penguin as the biggest threat for his empire. Yes, Google. G-o-o-g-l-e. If you think I'm wrong (how can a search engine threats a giant software empire?), I recommend you to googling more about Google itself. You'll be surprised.


Because Google is not just a search engine. It is bigger than what it seems. Bigger than what we see. Take a good look at the facts below:
- MSN is already history, knocked down by Yahoo and Yahoo was defeated by Google.
- Firefox is the biggest Internet Explorer's competitor and it is financing by Google. Open source needs money as well.
- Many fresh graduate join Google instead of MS.
- More and more IT profesionals move to Google.
- Forget Excel and Word. We can make our own spreadsheet and word document using Google Docs. It is online, realtime and most important, it's free. Yes there are advanced features those Google doesn't have, but with their resources, it should be no problem.
- Google can act as translator or converter. Type "1 usd in idr" to find out how much rupiah vs us dollar.
- Plan your schedule and get organized using Google Calendar. This time the calendar feature in MS Outlook is attacked.
- Forget Hotmail. Slow and has limited storage. The only reason why do people still use it is to access mcp secure site. Most people prefer GMail or Yahoo Mail instead.
- Microsoft once ever tried to use one MSN Passport account in order to access all of their service. Not quite success I said. Google tries the same thing with their Google account and so far they're doing better.
- Opening jobs in Google have the same specific requirement skills as Microsoft's. No need an Einstein to tell what it means.

Google is doing something deep inside their Googleplex and that "something" is big. They do not stop here and you can expect more from them.

Monday, January 22, 2007

Pernah lihat iklan Pertamina versi cowok servis mobil?. Jalan ceritanya sederhana, si cowok yang lagi bingung dibujuk rayu oleh bos bengkel buat memakai pelumas Pertamina. Tentu saja sambil ngecap sambil ditaruh botol produk ybs oleh asisten wanitanya diikuti aksi manggut-manggut sok tahu. Si bos menutup omongannya dengan embel-embel kalau memakai pelumas pertamina berarti sekaligus menyejahterakan bangsa, kita untung bangsa untung katanya. Iklan ditutup dengan semua aktor pendukungnya berteriak adu kencang 'pertamina pelumasku', tidak lupa tangan mengepal di dada.


Setiap kali melihat iklan tersebut saya selalu teringat Order Baru-nya si eyang kakung, ibarat makanan maka iklan yang ini kental sekali dengan bumbu ala pemerintah. Kaku, membosankan, menyebalkan dan mengundang hasrat untuk menggampar si konseptor, itu kesan yang timbul setiap kali iklan ini diputar. Apa boleh buat. Memang begitulah adanya. Pertamina bukan Shell yang cerdas memvisualisasikan produk olinya sebagai penyegar mesin, juga bukan Castrol yang straight to the point dalam menjual teknologi trizone dalam olinya.


Pertamina masih seorang tua yang kaku, kolot dan tidak mau berubah, tidak pernah memelihara jiwa mudanya, masih menganut pola pikir kalau bumi adalah pusat tata surya *hiperbolis sedikit* dan dalam menjual masih membawa-bawa nasionalisme. Maap, maap tapi kualitas tidak ada korelasinya dengan nasionalisme dan berpikir kalau orang akan membeli produk hanya karena ada logo garudanya benar-benar sudah ketinggalan jaman. Satu-satunya produk Pertamina yang masih saya konsumsi cuma premium *dan elpiji lantaran susah cari kayu bakar*, itu pun karena budget per bulan belum cukup untuk membeli Shell dan mobil saya masih menolak diberi air mineral.


Dan saya yakin seyakin-yakinnya kalau pengertian "bangsa untung" di sini bermakna perut "wakil rakyat" tambah maju, dagu penjabat semakin bergelambir, koleksi selingkuhan mereka bertambah dan ujungnya koleksi 3gp saya pun makin bervariasi. Nasionalisme memang sudah lama hilang dari kamus saya.

Thursday, January 18, 2007

Entah kenapa tiba-tiba saya kepingin makan es campur. Es campur yang sebenar-benarnya campur. Waktu SD dulu ada tempat makan es yang enak sekali. Tempatnya sederhana, hanya beranda sebuah rumah yang disulap menjadi warung. Yang dijual? Selain es campur, es teler, es kacang merah dan es belimbing, juga ada pempek dan otak-otak.


Sejak itu sampai sekarang es campur di situ selalu menjadi standar yang saya pakai setiap kali menilai es campur tempat lain. Ya ya ya.. saya tahu ada saja yang nyinyir kalau saya mulai rewel soal standarisasi tapi suka atau tidak kita selalu butuh semacam ukuran dalam menilai dan kualitas berbanding lurus dengan standar. Mungkin kapan-kapan saya akan membuat postingan khusus tentang hal ini.


Kembali pada soal standarisasi es campur, dalam versi saya es yang sebenar-benarnya campur itu adalah yang didalamnya ada potongan-potongan cincau hitam (bentuk kubus kecil-kecil), alpukat, tape (yang lembut), kelapa muda, nangka (yang manis harum dan lembut), kolang-kaling (yang lunak tentu saja). Semua disajikan dalam mangkuk (bukan gelas apalagi piring) lalu ditutupi dengan serutan es yang tingginya dua kali tinggi mangkuk. Terakhir disiram sirup merah dan diberi topping susu kental manis.


Es memegang faktor penting di sini karena di tempat lain apalagi di Jakarta, bukan es serut yang dipakai melainkan es batu yang dihancurkan ala kadarnya, bukan memakai mesin. Tekstur dan dinginnya berbeda. Ketika disuap, potongan es batu yang keras terasa sangat mengganggu, beda dengan es serut yang lembut dan hancur di lidah. Hal lain yang menyebalkan, biar tidak kering, kebanyakan es campur di sini diberi air, padahal tidak perlu. Air yang menggenang di mangkuk seharusnya hanya berasal dari es yang mencair. Itu sebabnya kenapa esnya harus diserut karena akan mencair lebih cepat. Itu pula sebabnya kenapa tinggi es harus dua kali tinggi mangkuk supaya ketika cair, bisa menjadi kuah yang cukup.


Warung sederhana itu sendiri sudah kabarnya sudah berganti pemilik, kini dijalankan oleh generasi selanjutnya. Tempatnya sudah pindah, tidak lagi di dalam kampung dan fisik bangunannya juga sudah berubah. Lebih dari 20 tahun saya tidak pernah ke sana lagi, mungkin nanti kalau ada rejeki. Jika pun bisa mungkin rasanya sudah berubah sebab industri rumahan terkenal tidak bisa menjaga standar mutu.

Tuesday, January 16, 2007

One big problem with open source community is: they do not have a well organized support articles. So if you find your self in trouble you can only count on to your luck in hunting down in the jungle of -thousand.tips.and.trick.which.are.not guaranteed.can.work.and.most.of.them.are.useless- until you find what you are looking for.


Of course there is milist and of course you can ask anything here. From a newbie damn question until high.advanced.experience one. And of course you will have to be patience until someone replies to your post which can be a minute or a month. I remember when I searched for something about JBoss and Tomcat in its respective site, the only advice that I got was: "Google is your friend" What the heck? @#!


And so I said in help support article, Microsoft is still outstanding. Sun and Oracle do have a very good resources too, they just have to learn from Gates how to manage it.

Monday, January 15, 2007

The Seven Moods

Senin
Mood Senin selalu malas. Malas kerja. Malas belajar. Malas semuanya kecuali makan siang dan pulang. Khusus hari ini biasanya kerjaan yang butuh konsentrasi tinggi diumpetin dulu jauh-jauh diganti dengan yang remeh bin sepele binti enteng seperti mengisi blog ini.


Selasa
Mood di sini biasanya ngantuk, dari pagi sampai sore yang dirindukan cuma bantal guling di rumah. Keyboard terlihat seperti bantal dan mouse seperti.. yah tetap mouse. Saat paling nyaman adalah ketika makan siang karena ada kesempatan untuk merem barang sejenak. Khusus Selasa kerjaan yang bikin ngantuk dan butuh konsentrasi disingkirkan dulu. Diganti dengan browsing yang segar, indah dan "mature".


Rabu
Di hari ini mood yang berlaku adalah rajin. Rajin browsing maksudnya. Umumnya setelah lewat satu minggu, blog dan rubrik Jalan Sutra plus Jalan-Jalan di Kompas sudah diupdate. Begitu juga dengan beberapa site otomotif. Jadi untuk menambah wawasan, rajin-rajinlah browsing. Kerjaan? Itu bisa nanti.


Kamis
Mood Kamis biasanya bosan. Bosan di kantor. Sabtu koq lama amat ya? Dan jam di dinding kayaknya enggak bergerak sama sekali. Kapan pulangnya? Biar tidak bosan biasanya jalan-jalan seputar kantor. Alasannya lagi kontrol user tapi motivasi sebenarnya tentu saja biar enggak bete sekaligus hunting cemilan. Syukurlah kalo dapat kacang atau kerupuk, dan kalo dapat dua potong biskuit Selamat, God bless you!
Soal kerjaan bagaimana? Gampang. Masih ada hari esok.


Jumat
Mood di sini always fun. Maklum besok sudah libur. Jadinya bawaannya rileks dan riang selalu. Tentunya tidak patut suasana yang baik ini dirusak oleh soal kerjaan, jadi sementara dipinggirkan dulu. Sebagai gantinya kita browsing, main game atau tidur. It's friday and it's time to have some fun.


Sabtu
Mood Sabtu adalah excited. Kita punya dua hari libur, mau dipakai buat ngapain aja? Let's plan on something. Kalo pagi leyeh-leyeh dulu sambil nonton Kuliner Pilihan sambil berharap Bondan Winarno buka lowongan asisten, lalu lanjut sampai Good Morning kemudian baru jalan. Trust me, Saturday is the most amazing day.


Minggu
Mood Minggu campur aduk. Pagi sampai siang masih excited karena masih bisa peluk bantal guling tercinta tapi menjelang sore berubah jadi mellow lantaran besoknya sudah Senin. Cepat amat tahu-tahu sudah sore. Enggak salah? Tidur pun dengan perasaan berat karena masa reses sudah berakhir dan besok dimulai lagi rutinitas yang sama dengan mood yang sama pula.


Jadi kapan kerjanya?
If you have slow internet connection then everything is suck. Especially when you are in hurry and are hunting some -i.need.it.now- articles and time is critical here.

Friday, January 12, 2007

Dalam sebuah acara pagi di radio ibukota, penyiarnya meminta pendengar mereka melaporkan situasi lalu lintas hari itu, cukup sms ke nomor sekian-sekian. Tidak lama setelah itu, sms pun masuk:


Gambir - Jatinegara lancar. Kurang dari lima menit udah sampe.
ps: gue lagi di Argo Gede



*Argo Gede: Kereta api jurusan Jakarta-Bandung.
I am back to my old habit: listen to Kitaro or Yanni, just a minute before bed. Turn off the light, turn on the music, eyes closed and I fly away, be at ease and at the same time, feeling lonely. Dunno why. Perhaps because there is no one around me who loves them. Only me and my self.