Thursday, August 23, 2007

There is kucrit here.


*In case you are wondering, "kucrit" in this term refers to a person who really loves to disfigure other, defame, annoying, envy and act as the most innocent person in the world. Funny that I have no respect at all to such a villainous person like that.*

Tuesday, August 21, 2007

it was rain yesterday. and it is raining now in the morning.
so I guess the message is true.
the fairy rain has returned.


and my arms are open wide.
welcome home.
so much i miss you...

Monday, August 20, 2007

I've just returned from a small city in West Java, about three hours driving from Bandung (make it four if we add one hour lunch break and five minutes stop to buy kerupuk melarat into account). We brought our big cooler box with us, load it with milk, yakult, green tea and mineral water. We also brought our snacks: peanuts, bread, cookies, biscuits and chocolate. It was a long trip so we gotta made it fun. And since there were kids and baby with us, we stopped oftenly to give them time to rest *sate maranggi yummy*.


Though the tavern is rustic, the air conditioner has no remote which almost make me freeze the whole night, the light is murky, no buffet for breakfast *what do you expect? breakfast on bed?* and I got no hot water for bath, I must say the trip was quite fun. We may won't have another one like it for a long time.

Wednesday, August 15, 2007

Everybody says "Heroes is good", "You must see it", "Sci-fi lover eh? Gotta see it by yourself". So I raise my hand, "All right, all right. I'll do". So be it. The next weekend I find my self at a DVD-VCD counter in one of so many ITC in Java, and back to home with three discs of Heroes episode 1-9. Yes yes, I was a litte bit late watching this series, since I lost connection with the collective I find it's hard to keep up to date with what-the-hell-had-happened-in-alpha-quadran.


I have no comment about this series right now as I haven't watch it all *though I'd already knew how far the story goes in season 1, thanks to wikipedia*, yet it leaves me with an allure question *I guess everybody does*: if, I can choose to have such an ability like theirs, which one will do me a favour?


Most people recommend Peter's. The ability to absorb another hero's power, learn it and the way to summon it. It is a good idea I think because:
1. If I meet Nathan, I can fly.
2. If I meet Isaac, I can paint the future.
3. If I meet Hiro, I can bend space and time. I can stop the time, sneak into the payroll database and add an extra "0" in my salary.
4. If I meet Claire, I can heal my self. Regeneration rules.
5. If I meet Niki, I can.. have one night stand with Nathan.. *ups*


But absorb and summon it are different stories and I'll end up be an explosion in space, so I guess mastering them all and then turn into a nuclear kaboom is not a good idea.


Perhaps the second most interesting power is Hiro's. Bend the space and time. By mastering it I can:
1. Jump to the future or past
2. Join "Super deal 2 milyar" quiz and before I choose "Tirai 1, Tirai 2" etc.. I stop the time and see what's behind.


Although seems cool but without having super strength, I find it is a little bit less worthly, especially if you are chubby, nerds, rarely do sport and you need to pull away a big-tall-black-man with a wounded-half-blank-woman from an exploding car.


So I guess I still have no idea which one is my fave.

Tuesday, August 14, 2007

Sometimes, how I wish that I can simply walking away. Pain, misery, desire. Leave them all behind. Sadly in fact, life is not as easy as it is and sometimes we are forced to carry them with us.


If only I have that power.
"You smell of petrol," said the girl.
We did not answer her. Faquarl moved his hand, beginning a gesture. I sensed his regretful intention.


Why did I act then? Pure self-interest. Because with Faquarl momentarily distracted,it was the perfect opportunity to escape. And if I happened to save the girl too... well, it was only fair. It was she who gave me the idea.



I lit a small Spark on the end of one finger and tossed it at the cook.
A soft noise, like a gas fire being ignited, and Faquarl was an orange-yellow ballof flame. As he blundered about, roaring with discomfort, setting fire to the leaves about him, the little girl squealed and ran. It was good thinking: I did the same.[7]



[7] Only without the squeal. Obviously.




And in a few moments I was in the air and far away, hurtling at top speed toward Highgate and my stupid, misbegotten master.



I read the The Bartimaeus Trilogy - Amulet of Samarkand, 160 of 287 pages. Yes it is still a long way to go consider that there are still two others books waiting for me. So far, I like the Bartimaeus character. He has a sense of humor, a little bit strange, cynic but I find out it just perfect for him.


I haven't read *buy, I mean* Harry Potter - Deathly Hallows, still waiting for someone generous to lend me one since I found 285k++ for a kiddy book is not a reasonable price and obviously out of question.

Friday, August 03, 2007

Suatu siang ketika sedang menyusuri gang-gang sempit di sebuah ITC di bilangan Jakarta, seorang SPG menyapa saya dengan pe-de-nya:


"Boleh pak bh-nya...."


Untuk sesaat sempat saya memberi dia antara lirikan sebal "enggak liat gue cowok?" dengan ingin tahu "mana mbak? coba lihat...", sempat terpikir untuk berhenti dan melihat-lihat sejenak tapi akhirnya dibatalkan setelah mempertimbangkan fakta berikut:


1. Seperti menilai orang, saya lebih concern dengan 'isinya' ketimbang 'bungkusnya', jadi saya tidak mau menghabiskan waktu untuk menilai sesuatu yang 'kosong'. Kalau yang ditawarkan itu 'isinya' boleh jadi akan lain ceritanya.
2. Akan jadi pemandangan ajaib jika seorang Adam berada di tengah-tengah 'perabotan' Hawa yang warna dan bentuknya beraneka ragam itu. Bukan cuma weird tapi juga berpotensi mengundang bisik-bisik dan masuk infotainment


Sampai sekarang saya cuma bisa menerka-nerka alasan si mbak SPG menyapa seperti itu:
1. Majikannya sudah menset default configuration-nya seperti itu sehingga siapapun yang lewat, kalimat pertama yang keluar otomatis itu.
2. Lagi frustasi lantaran sampai sesiang itu masih sepi pembeli
3. Produk yang dia jual transgender alias bisa dipakai cewek, cowok dan yang berdiri di antara keduanya.
4. Si mbak sebenarnya salah satu anak buah Voldermoth yang menyamar dan bh itu adalah portkey yang harus diserahkan ke saya untuk membawa saya ketemu dengan bos-nya. *Apa enggak ada barang lain yang lebih cocok?*
5. Produk yang dia tawarkan itu barang antik karena pernah dipakai Wonder Woman.
6. Di balik bh itu tersembunyi light saber yang bakal dipakai untuk menyerang saya karena si mbak ternyata orang suruhan kelinci energizer.

Thursday, July 26, 2007

If you think you have seen enough then think it again because you are just like common people, are blinded by emotion while the truth is totally different than what you've seen. You saw the lake and you though you have seen the sea. You climb the hill and though you have climbed the mountain.


You have and always misunderstanding me so far, you can continue spread the words of lie and perhaps someday I will reveal the truth, many things those you do not know them yet and can't be seen by your eyes. But until then I think I prefer sit and watch, should I remind you that in every quiz I always be the master mind character? Meanwhile all I would like to say is how pathetic you are, silly girl.

Thursday, July 19, 2007

Dalam hal kemampuan bercerita dan mengutarakan maksud, ada beberapa tipe orang. Pertama adalah yang melakukannya dengan urut, tertata rapi dari awal hingga akhir, jelas poinnya, jelas apa yang diinginkan, jelas pula masalahnya. Biasanya saya cuma butuh waktu lima menit atau kurang menghadapi orang seperti ini.


Kedua adalah yang hobi melewatkan latar belakang masalah dan langsung ke permasalahan kemudian apa yang diinginkan. Walaupun sedikit acak-acakan tapi potongan ceritanya masih dalam urutan yang benar, cuma butuh sedikit tanya-jawab untuk meluruskannya. Biasanya saya butuh waktu sekitar lima belas menit kalau menghadapi tipe ini.


Ketiga adalah yang doyan melewatkan latar belakang, pokok masalahnya sendiri dan langsung lompat ke apa yang diinginkan. Ceritanya tidak urut, berantakan total dan lompat-lompat hingga kita harus kerja ekstra untuk mengurutkan potongan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Biasanya saya menghabiskan waktu 30 menit atau lebih (dan seringkali lebih) menghadapi kucrit seperti ini. Sepuluh menit pertama untuk berpura-pura sibuk dan memberi kesan saya tidak ada waktu, sepuluh menit kedua untuk memasang muka jutek dan membiarkan dia bicara ketika dia masih juga keukeh tidak beranjak, sepuluh menit ketiga untuk memasang muka lebih jutek, menaikkan volume suara dan meminta dia bercerita lagi dari awal karena saya masih blank sama sekali apa sih maunya??. Konyolnya setelah menghabiskan ekstra 30 menit lagi untuk mengurutkan ceritanya yang kacau, baru ketahuan kalau masalahnya ternyata sederhana saja. Cuma dua kata menghadapi manusia seperti ini: cape deeeh.


Sebagai orang yang praktis dan biasa straight to the point saya tidak punya cukup stock kesabaran menghadapi yang seperti itu. Listening is not an easy thing to do. Kalau menuruti nafsu, ingin rasanya mengayunkan tongkat ke dia sambil komat-kamit "Avada Kedavra!" terus sinar hijau muncul dan masalah pun selesai.

Tuesday, July 10, 2007

Which one do you choose?
1. Arrive two hours late but safely or
2. Arrive 15 minutes earlier but in emergency room


Well I choose:
3. Arrive 15 minutes earlier safely.


Think out of the box!

Thursday, June 21, 2007

"Kopi atau teh?"
"Susu"
"..."



Dibanding kopi atau teh saya memang lebih menyukai susu. Dua yang pertama memang common choice tapi toh tetap terasa kurang sreg. Saya tidak begitu menyukai teh, kopi apalagi. Minum kopi satu cangkir walaupun masih pagi sudah cukup membuat saya begadang menonton acara dewasa di tv tengah malam. Bersyukurlah saya bukan tipe morning person. I never let a cup of something decide the color of my day.


Anehnya setiap kali mengutarakan pilihan utama saya itu entah kenapa si penanya selalu cengengesan. Lho, memang kenapa dengan susu? Sehat dan banyak gizi. Cuma sepertinya kata susu selalu diasosiasikan dengan "wadahnya". Iya itu juga saya suka koq *polos*, sudah berprotein penuh vitamin A lagi. Rupa-rupa bentuknya tapi tetap indah


Sampai saat ini satu-satunya reaksi normal yang saya dapatkan setiap kali saya pilih susu cuma adalah ketika saya utarakan di ketinggian 33.000 kaki pukul setengah delapan pagi untuk menemani omlet jamur, sosis panggang dan tumis paprika sebagai menu sarapan hari itu.

Tuesday, June 19, 2007

I like to keep the system clean, neat and simple. They are all mean one thing: easy to maintain, no duplicate entry and less effort. If you have two similar system then when you update A you must reflect the changes on B as well. If for some reasons, management change their policy that affect system, the system must adapt it as well. In this case you need to apply the change on A then B. They mean nothing but double work.


So if you don't get the idea I suggest you to think it again, change the way you think and learn to see the big picture. Think two steps ahead instead of one. Do not see one piece of puzzle, but look at the whole puzzle and you'll know what I mean.


One thing you must know for sure, do not expect me to clean up the mess later.

Monday, June 18, 2007

And So Those Pics Speak

Iya menginapnya di sini. Standard room untuk tiga malam. Hotelnya sudah veteran dan beberapa bagian patutnya direnovasi biar tetap muda dan segar. Lantai kamar koq cuma keramik biasa tanpa karpet, kalah dengan hotel di Jakarta yang sekelas di bawahnya. Sambungan antar tegel sudah ada yang menghitam, pintu kamar mandi mulai keropos, dan untuk ukuran hotel bintang empat menu sarapannya ngebosenin dan kurang variasi. Koq enggak ada menu khas Bali di situ padahal umumnya hotel selalu menyediakan menu khas daerah setempat.


Itu minusnya, plusnya lokasi kamar yang super strategis, dekat coffe shop tempat sarapan, menghadap kebun, kolam renang dan pantai, cuma selemparan kolor dari kolam renang dan cuma dua lemparan kolor alias 20 detik jalan kaki ke pantai Kuta. Kita bisa ke pantai tanpa harus menyeberangi jalan raya Kuta karena lokasi hotel yang berhadapan langsung dengan bibir pantai. Jadwal rutin: jam enam pagi usai subuh jjp (jalan-jalan pagi) ke pantai sekedar cuci kaki dengan air selat Bali (di Jakarta mana bisa!), setengah delapan balik ke hotel buat sarapan lalu berendam di kolam renang yang sepiiiiiiiiiii, paling banyak cuma ada satu-dua bule di situ dan itu juga hanya berjemur. Pokoknya this is my pool and belongs to no one but me, me and me!






Ini danau yang letaknya di dataran tinggi di kawasan Bedugul. Cukup dingin di situ. Danaunya luas, bisa dikitari dengan boat. Boat disewa per unit Rp 120.000,- kapasitas enam orang termasuk supir. Naik boat bikin dinginnya angin lebih terasa lagi. Pada kondisi kabut tebal, danau tidak bisa dijelajahi karena jarak pandang yang hampir nol. Kalau malas naik boat, bisa juga mancing di pinggiran danau. Alat pancing disewakan.





Berseberangan dengan terminal air ada jejeran vila yang bisa disewa Rp 500.000,- semalam sudah termasuk transport dari/ke terminal. Tapi apa enaknya nginap di tempat terpencil seperti itu, tidak ada akses ke public area kecuali naik perahu. Itu pun dengan catatan cuaca cerah. Sayang di sana tidak sempat main-main ke kebun strawberrynya yang tersohor itu. Mungkin lain kali.









Danau Beratan punya pura yang diabadikan dalam pecahan uang Rp 50.000,-. Kalau ada uang lima puluh ribu, coba iseng-iseng teliti tulisan di samping gambar pura di situ, kalau cermat akan terbaca "Danau Beratan, Bedugul". Gambar di samping walaupun masih bagian dari pura di Danau Beratan tapi bukan bangunan yang ada di lembaran uang. Maklum perahunya goyang dombret terus dan terlanjur:
1. salah posisi buat memotret bangunan yang benar.
2. hati-hati menjaga kamera biar tidak mandi basah
3. extra hati-hati jaga diri biar tidak ikut-ikutan mandi basah.

















Dari Bedugul kita naik ke Kintamani. Jalannya menanjak dan berkelok-kelok seperti ular, kiri-kanan kalau tidak hutan ya jurang dan dari semula melihat kabut di atas akhirnya malah berada di tengah-tengah kabut itu. Begitu sampai di Kintamani, huah dinginnya! Dari pantai yang panas cerah tahu-tahu ke gunung yang dingin berkabut, mantap. Apalagi saat itu sudah mulai sore, jadi makin nendang dinginnya. Dibanding dulu Kintamani sekarang sepi sunyi sendiri. Restoran di sepanjang jalan tidak ada yang buka, semuanya tutup dan kosong. Pedagang di sana membuat kita merasa jadi selebitri yang dikejar-kejar infotainment. Nawarin dagangannya seperti besok bakal kiamat. Sudah ditolak masih saja ngeyel. Kalo dibeli satu, kawan-kawan segank-nya jadi lebih hebat lagi memaksa kita membeli. Enough is enough. Sampai mereka berubah saya tidak akan kembali lagi ke Kintamani. Biar saja mereka mampus kalo cara berdagangnya masih seperti itu.





Kita juga sempat main-main ke patung setengah badan yang belum jadi ini. Dari hasil jalan-jalan ke sini saya jadi tahu kalau bawa Karimun jangan sekali-sekali nekat nanjak dengan ac terpasang kecuali ada yang mau turun dan membantu dorong. Mesin Suzuki Carry 1.0 yang dipasang sepertinya tidak didesain untuk pakai ac, sudah digas habis-habisan tapi mobil bukannya maju malah mundur dan diklakson motor di belakang.


Peta penunjuk arah ke kawasan GWK tidak ada dan akibatnya hampir saja kebablasan, apalagi papan namanya senada dengan background, sulit dilihat dalam terpaan sinar matahari. Masuk kompleks GWK dengan pelataran luas dan gunung yang dipotong-potong rasanya seperti berada di dalam game horror Doom atau Hexen. Apalagi langit mendung dan angin kencang, semakin klop jadinya. All I need now is my cheat code. Dari ketinggian kita bisa melihat kawasan Jimbaran, Kuta dan airpot Ngurah Rai.

















Dari GWK kita turun ke Jimbaran, menghabiskan sunset terakhir di Bali ditemani satu porsi King Prawn bakar, ikan bakar, sate cumi bumbu bali dan kerang saus padang. Jimbaran sepi, sebagian karena musim liburan belum tiba, sebagian lagi karena jumlah turis asing memang turun tapi justru karena itu suasana pantai jadi lebih bisa dinikmati. Suara ombak jadi dominan dan tidak diganggu pedagang. Dibanding Kuta pantai di sini lebih kotor, dunno why, memang setting default-nya begitu atau kebetulan saja.











Pagi sebelum ke airport kita sempatin juga mampir ke pantai Sanur. Memang benar kata orang, dibanding Kuta Sanur lebih sepi tapi juga lebih panas. Tidak seperti Kuta yang landai, pantai Sanur lebih terjal tapi pasirnya terlihat lebih bersih. Pedagang di sana juga lebih ramah *baca: mau ditawar* dibanding Kuta. Mudah-mudahan ramahnya bukan cuma karena lagi mengharapkan pembeli lantaran sepi. Buat yang doyan explore area sambil jalan kaki, Kuta lebih cocok daripada Sanur. Kuta punya Kuta Square dan tidak jauh dari situ ada Legian. Jalan kaki di sekitar Kuta lebih enak karena banyak yang bisa dilihat. Tapi soal harga, heh, Kuta cuma ramah kalau kita punya uang.


Sebenarnya banyak yang belum dilihat. Ubud, Dreamland, Nusa Dua, Tanah Lot, Tampak Siring, juga belum sempat mencoba water adventure. Iya dua setengah hari efektif memang kurang. Maybe some other time. So Bali, I shall return.

Friday, June 08, 2007

Do you recognize the following image?



If you are unfamiliar then it's ok because it is a snapshot from Milon's Secret Castle, an arcade game for Nintendo which is released around 1986. In this game you are Milon, the character with that blue pants. You are about to enter the castle which somehow rules by alien creatures. Of course in this games they have tiny-little-cute shape.


Your only weapon is bubble gun. Yes, you are capable to fire bubble but don't worry this bubble is deadly enough to your enemy. Your task is simple, explore the castle, find the boss and eliminate him once and for all. Sounds simple but in fact it's not that simple.


The castle has 3 level, 2 towers and an old dark-mildews well. Each level has 2-3 doors and windows. In order to go to level 2, you need to collect some items first in level 1. To collect those items, you have to enter door 1, pick up item A then go to door 2, pick up item B using item A. After you get item B, go to other door and so on. There's puzzle here, you have to collect item in order otherwise you'll never get the key to the second level.


I love this game. It rocks. After all this time I though this game has lost forever, fortunately I find its online java version *and it's free!!* after doing some googling. The drawback is the screen is pretty small.

Monday, June 04, 2007

I guess for the next trip, it'll be better if we leave mr. grumpy alone. He can go on by train, bus, travel agent or even foot, I don't care. Without him on board, I am quite sure we will have a much moooooooooooooooooooore fun! Time for him to learn how to show some respect to others.


By the way, if by coincidence your seat is next to his, I suggest you to bring ear plug or your mp3 player with you. Trust me, it will make your day!