MS Access is never intended to be used in a client-server or n-tier typical application. It is lack of locking capability, resource sharing, performance monitoring and has problem with reliability when its size reaches hundred megabytes. Sharing it in a client-server typical application is something that only a fool will do.
If you're looking for a light-weight, easy-to-use, local database for temporary data, have no intention to keep it for years and if it is corrupt you can easily create a new one then MS Access is the answer. If you're requirements are far more beyond it then take a look at RDBMS such as SQL Server or Oracle.
Friday, November 30, 2007
Tuesday, November 27, 2007
Friday, November 23, 2007
I miss SeaQuest DSV, Star Trek series, Babylon 5, Space Above and Beyond. Yes I am a fan of sci-fi but instead of group of people with special ability I prefer sophisticated star ship, deadly star fighter and interstellar travelling. Where are they now? They have gone beyond the star, I guess.
And I do miss them all.
And I do miss them all.
Monday, November 19, 2007
i just wanna feel real love
feel the home that i live in
cause i got too much life
running through my veins, going to waste
i just wanna feel real love
in a life ever after
there’s a hole in my soul
you can see it in my face
it’s a real big place.
*Robbie Williams - Feel*
Powered by ScribeFire.
Friday, November 16, 2007
Ada beberapa cara untuk ke Yogya dari Jakarta. Pertama tentu saja dengan membawa kendaraan sendiri, entah itu sepeda, becak, bajaj, motor atau mobil. Lama perjalanan sekitar 12 jam termasuk istirahat beberapa kali. Ini kalau dengan mobil, jika naik becak sudah tentu bakal molor apalagi kalau selama perjalanan si abang becak sering istirahat yang sekali berhenti bisa makan waktu satu jam termasuk dua gelas kopi dan beberapa linting rokok kretek.
Cara kedua dengan naik kereta api. Ada banyak pilihan jenis kereta tergantung budget, kelas bisnis KA Senja Utama tiketnya sekitar 100 ribu-an. Non ac dan berangkat dari stasiun Senen. Kelas eksekutif KA Taksaka tiketnya minimal 200 ribu, bisa naik pada peak season. AC, berangkat dari stasiun Gambir dan di kereta mendapat jatah selimut, bantal, dua potong roti dan segelas air mineral. Untuk Taksaka ada dua pilihan jadwal, pagi atau malam. Yang jadi favorit adalah Taksaka malam karena waktu perjalanan yang sekitar 8-9 jam, jadi kalau berangkat malam, sampai di stasiun Tugu Yogya sekitar jam 6-7 pagi. Waktu yang pas untuk mulai mengeksplorasi Yogya karena di saat itu para penjual gudeg dan soto baru saja selesai menata dagangannya.
Cara ketiga dengan naik pesawat. Harga tiket bervariasi tergantung seat dan airlines yang dipilih tapi rata-rata berkisar antara 350k - 700k. Beberapa airlines menjual promo seat yang tiketnya setara atau lebih murah dari tiket kereta tapi seat seperti ini sangat jarang, jumlahnya terbatas dan dapatnya untung-untungan. Lama perjalanan dengan pesawat sekitar 50 menit. Disarankan memilih airlines yang tidak hobi tergelincir dari landasan atau nyasar karena panjang landasan Adisucipto Yogya yang pendek, kalau pilotnya tidak jago bisa-bisa mendarat di sawah. Sebaiknya juga kalau naik pesawat ke Yogya, jangan pilih penerbangan malam sebab selain landasannya pendek, lokasi bandara Adisucipto sendiri dijepit bangunan-bangunan. Dulunya memang sekitar bandara masih kosong tapi sejalan dengan perkembangan kota, banyak hotel dan plaza dibangun sehingga bandara seolah-olah dikepung.
Cara keempat dengan jalan kaki. Modalnya cuma air minum, balsem, dan duit secukupnya untuk nebeng bis jika capek jalan kaki. Jangan lupa bawa walk-counter Anlene biar tahu sudah 10.000 langkah belum. Tidak disarankan untuk orang yang lemah jantung, lemah syaraf dan masih punya akal sehat.
Cara kelima dengan memejamkan mata, berkonsentrasi penuh pada tempat tujuan. Dijamin ketika membuka mata kembali kita sudah berada di Yoyga. Hemat waktu dan hemat fulus. Sayangnya cara ini membutuhkan skill "manipulating space-time continuum" seperti yang dimiliki Hiro Nakamura dan tidak ada jaminan ketika sampai di Yogya kita masih berada dalam rentang waktu yang sama. Biasanya sih kalau tidak lompat ke masa depan, ya mundur ke masa lalu saat Belanda masih berkuasa.
Jadi, kita ke Yogya?
Cara kedua dengan naik kereta api. Ada banyak pilihan jenis kereta tergantung budget, kelas bisnis KA Senja Utama tiketnya sekitar 100 ribu-an. Non ac dan berangkat dari stasiun Senen. Kelas eksekutif KA Taksaka tiketnya minimal 200 ribu, bisa naik pada peak season. AC, berangkat dari stasiun Gambir dan di kereta mendapat jatah selimut, bantal, dua potong roti dan segelas air mineral. Untuk Taksaka ada dua pilihan jadwal, pagi atau malam. Yang jadi favorit adalah Taksaka malam karena waktu perjalanan yang sekitar 8-9 jam, jadi kalau berangkat malam, sampai di stasiun Tugu Yogya sekitar jam 6-7 pagi. Waktu yang pas untuk mulai mengeksplorasi Yogya karena di saat itu para penjual gudeg dan soto baru saja selesai menata dagangannya.
Cara ketiga dengan naik pesawat. Harga tiket bervariasi tergantung seat dan airlines yang dipilih tapi rata-rata berkisar antara 350k - 700k. Beberapa airlines menjual promo seat yang tiketnya setara atau lebih murah dari tiket kereta tapi seat seperti ini sangat jarang, jumlahnya terbatas dan dapatnya untung-untungan. Lama perjalanan dengan pesawat sekitar 50 menit. Disarankan memilih airlines yang tidak hobi tergelincir dari landasan atau nyasar karena panjang landasan Adisucipto Yogya yang pendek, kalau pilotnya tidak jago bisa-bisa mendarat di sawah. Sebaiknya juga kalau naik pesawat ke Yogya, jangan pilih penerbangan malam sebab selain landasannya pendek, lokasi bandara Adisucipto sendiri dijepit bangunan-bangunan. Dulunya memang sekitar bandara masih kosong tapi sejalan dengan perkembangan kota, banyak hotel dan plaza dibangun sehingga bandara seolah-olah dikepung.
Cara keempat dengan jalan kaki. Modalnya cuma air minum, balsem, dan duit secukupnya untuk nebeng bis jika capek jalan kaki. Jangan lupa bawa walk-counter Anlene biar tahu sudah 10.000 langkah belum. Tidak disarankan untuk orang yang lemah jantung, lemah syaraf dan masih punya akal sehat.
Cara kelima dengan memejamkan mata, berkonsentrasi penuh pada tempat tujuan. Dijamin ketika membuka mata kembali kita sudah berada di Yoyga. Hemat waktu dan hemat fulus. Sayangnya cara ini membutuhkan skill "manipulating space-time continuum" seperti yang dimiliki Hiro Nakamura dan tidak ada jaminan ketika sampai di Yogya kita masih berada dalam rentang waktu yang sama. Biasanya sih kalau tidak lompat ke masa depan, ya mundur ke masa lalu saat Belanda masih berkuasa.
Jadi, kita ke Yogya?
Friday, November 09, 2007
Lagi kena morning sickness. ya mual pagi-pagi dan berangsur-angsur hilang menjelang siang, bedanya yang ini mualnya masih suka muncul secara sporadis meski pagi sudah menjauh. Senin kemarin memang saya terkapar di tempat tidur sambil meringkuk kedinginan di balik selimut. Lidah pahit dan pusing sekali. Malamnya ke dokter dan divonis istirahat tiga hari. Jangan ke kantor dulu, boleh makan nasi dan *untunglah* boleh mandi.
Tiga hari pun berlalu dan obat sudah habis tapi rasa pahit di lidah masih betah menempel plus rasa mual yang menganggu. Kamis dipaksakan ngantor selain karena bete banget di rumah, juga ijin dokter sudah habis. Badan rasanya enggak karuan dan lemaassssss banget. Mana ruang kerja ada di lantai dua, naik tangga jadi suatu perjuangan sendiri. Huh waktu itu saya benar-benar berharap sudah menguasai Disapparate jadi bisa pap-pop-pap-pop kemana saja kita suka. Mau pulang tinggal pop dan tahu-tahu sudah di rumah. Kebelet mau pup tinggal ambil posisi dan melakukan persiapan seperlunya lalu pop dan tahu-tahu sudah di toilet, siap beraksi.
Kemarin test darah dan hasilnya semua ok kecuali nilai trombosit yang turun hampir mencapai batas minimal. Mungkin ini juga penyebab kenapa badan rasanya lemas. Alhasil sehabis itu langsung minum air banyak-banyak lalu malam sebelum tidur, badan dioleskan balsem dulu biar hangat. Hasilnya lumayan mendingan dan bisa tidur lelap padahal sebelumnya selalu terbangun tiap dua jam.
Pagi ini meski lidah masih enggak karuan dan nafsu makan belum pulih tapi overall sudah lebih baik ketimbang kemarin. ya mudah-mudahan saja tidak jadi makin parah
Tiga hari pun berlalu dan obat sudah habis tapi rasa pahit di lidah masih betah menempel plus rasa mual yang menganggu. Kamis dipaksakan ngantor selain karena bete banget di rumah, juga ijin dokter sudah habis. Badan rasanya enggak karuan dan lemaassssss banget. Mana ruang kerja ada di lantai dua, naik tangga jadi suatu perjuangan sendiri. Huh waktu itu saya benar-benar berharap sudah menguasai Disapparate jadi bisa pap-pop-pap-pop kemana saja kita suka. Mau pulang tinggal pop dan tahu-tahu sudah di rumah. Kebelet mau pup tinggal ambil posisi dan melakukan persiapan seperlunya lalu pop dan tahu-tahu sudah di toilet, siap beraksi.
Kemarin test darah dan hasilnya semua ok kecuali nilai trombosit yang turun hampir mencapai batas minimal. Mungkin ini juga penyebab kenapa badan rasanya lemas. Alhasil sehabis itu langsung minum air banyak-banyak lalu malam sebelum tidur, badan dioleskan balsem dulu biar hangat. Hasilnya lumayan mendingan dan bisa tidur lelap padahal sebelumnya selalu terbangun tiap dua jam.
Pagi ini meski lidah masih enggak karuan dan nafsu makan belum pulih tapi overall sudah lebih baik ketimbang kemarin. ya mudah-mudahan saja tidak jadi makin parah
Thursday, November 08, 2007
Ada beberapa perkembangan baru tentang Kayla. Pertama mulai lancar mengucapkan satu dua kata meski masih terbatas pada "aih..aih..." dan "awuwau". Yang paling fasih sih tetap "ayah...!" 
Kedua masih suka ngikutin ayah bunda shalat. Kadang kalo selesai shalat, dia ribut minta diambilkan surat Yasin, dibuka, dibaca sekedarnya dengan bahasa planetnya lalu dikembalikan lagi ke ayah
Ketiga doyan menirukan orang adzan di tivi, tangan di telinga sambil berujar "awaaabaaa" (artinya: Allahu Akbar)
Keempat masih nge-fans berat sama Hello Kitty dan doyan main lego. Peraturan dari ayah, kalo sudah malam enggak boleh nonton tapi apa daya kadang-kadang dilanggar sebagai hasil konspirasi bunda dengan neneknya 
Di luar itu Kayla masih sama, masih aleman sama ortunya, enggak begitu doyan makan tapi minum susunya kuenceeng, makanya berat badannya begitu-begitu saja tapi tinggi badannya yang justru melejit. Masih suka diajak ke taman bermain, lihat kupu-kupu, capung, kodok, ikan, kalo lagi ke toko empat pasti enggak mau beranjak dari counter ikan segar.
Jadi Kayla sayang, selamat ulang tahun ya nak. Kiranya kelak kamu menjadi sesuai namamu, wanita yang kuat ibadahnya, menjadi penghuni surga, manis budinya, makmur bermartabat dan dicintai serta disayang banyak orang. Ayah bunda ada dalam setiap langkahmu.
Kedua masih suka ngikutin ayah bunda shalat. Kadang kalo selesai shalat, dia ribut minta diambilkan surat Yasin, dibuka, dibaca sekedarnya dengan bahasa planetnya lalu dikembalikan lagi ke ayah
Di luar itu Kayla masih sama, masih aleman sama ortunya, enggak begitu doyan makan tapi minum susunya kuenceeng, makanya berat badannya begitu-begitu saja tapi tinggi badannya yang justru melejit. Masih suka diajak ke taman bermain, lihat kupu-kupu, capung, kodok, ikan, kalo lagi ke toko empat pasti enggak mau beranjak dari counter ikan segar.
Jadi Kayla sayang, selamat ulang tahun ya nak. Kiranya kelak kamu menjadi sesuai namamu, wanita yang kuat ibadahnya, menjadi penghuni surga, manis budinya, makmur bermartabat dan dicintai serta disayang banyak orang. Ayah bunda ada dalam setiap langkahmu.
Tuesday, October 30, 2007
Monday, October 01, 2007
Beberapa tahun yang lalu saya pernah menjadi pengasuh rubrik tips dan trik Visual Basic di majalah Mikrodata, majalah komputer yang menyasar para software developer, niche market yang jarang digarap. Selain mengirim artikel rutin, saya juga sempat menulis beberapa artikel lepas tentang SQL Server dan Visual Studio. Honornya memang tidak bisa dibilang besar tapi lumayanlah untuk menambah-nambah saldo tahapan BCA.
Mikrodata sendiri sekarang sudah almarhum, berganti nama sekaligus menyasar market audience yang berbeda, pengguna komputer tingkat pemula. Kiprah saya menjadi kontributor pun berhenti. Level audience yang jauh berbeda salah satu penyebabnya, alasannya simple saja: saya sering tidak tahu apa yang sebaiknya ditulis untuk konsumsi seorang pemula. Kalau kita sudah berada di tingkat advance atau master di suatu bidang, maka materi bagi pemula jadi kelihatan begitu sepele dan tidak pantas untuk ditulis. Begitu saja koq susah sih? Kira-kira seperti itulah.
Kalo dilihat dari kacamata pemula pastilah berbeda tapi rasanya sulit memposisikan diri di tempat mereka. Setidaknya itu dulu. Sekarang mungkin sudah berbeda karena hidup adalah belajar dan itu tidak pernah berhenti.
Sampai detik ini saya masih menulis artikel tapi bukan lagi dipublikasikan di media cetak dalam negeri, melainkan di komunitas free-article seperti ezine. Temanya juga meluas, tidak hanya programming tapi juga spam dan IT management. Karena sifatnya yang open dan free maka tidak ada honor sama sekali untuk setiap artikel yang dimuat tapi paling tidak saya menemukan tempat lain untuk menuangkan ide dan berbagi pengetahuan.
Visual Basic 6.0 sendiri masih banyak dipakai sampai sekarang tapi seiring dengan selesainya masa tugasnya (baca: discontinued by Microsoft) banyak penggunanya yang pindah ke .Net. Sebagian dari mereka meneruskan dengan Visual Basic .Net, sisanya menyeberang ke C#. Saya termasuk kelompok kedua. Alasannya ada dua. Pertama dibanding Visual Basic, C# jauh lebih powerful. Dua, saya menemukan hal-hal baru yang bisa di-explore di sini. Ada tantangannya, sesuatu yang tidak saya temukan lagi di Visual Basic.
Mikrodata sendiri sekarang sudah almarhum, berganti nama sekaligus menyasar market audience yang berbeda, pengguna komputer tingkat pemula. Kiprah saya menjadi kontributor pun berhenti. Level audience yang jauh berbeda salah satu penyebabnya, alasannya simple saja: saya sering tidak tahu apa yang sebaiknya ditulis untuk konsumsi seorang pemula. Kalau kita sudah berada di tingkat advance atau master di suatu bidang, maka materi bagi pemula jadi kelihatan begitu sepele dan tidak pantas untuk ditulis. Begitu saja koq susah sih? Kira-kira seperti itulah.
Kalo dilihat dari kacamata pemula pastilah berbeda tapi rasanya sulit memposisikan diri di tempat mereka. Setidaknya itu dulu. Sekarang mungkin sudah berbeda karena hidup adalah belajar dan itu tidak pernah berhenti.
Sampai detik ini saya masih menulis artikel tapi bukan lagi dipublikasikan di media cetak dalam negeri, melainkan di komunitas free-article seperti ezine. Temanya juga meluas, tidak hanya programming tapi juga spam dan IT management. Karena sifatnya yang open dan free maka tidak ada honor sama sekali untuk setiap artikel yang dimuat tapi paling tidak saya menemukan tempat lain untuk menuangkan ide dan berbagi pengetahuan.
Visual Basic 6.0 sendiri masih banyak dipakai sampai sekarang tapi seiring dengan selesainya masa tugasnya (baca: discontinued by Microsoft) banyak penggunanya yang pindah ke .Net. Sebagian dari mereka meneruskan dengan Visual Basic .Net, sisanya menyeberang ke C#. Saya termasuk kelompok kedua. Alasannya ada dua. Pertama dibanding Visual Basic, C# jauh lebih powerful. Dua, saya menemukan hal-hal baru yang bisa di-explore di sini. Ada tantangannya, sesuatu yang tidak saya temukan lagi di Visual Basic.
Kalau lagi buntu ide, biasanya saya jalan-jalan keliling kantor sekaligus mengontrol users. Ada masalah tidak, ada bagian yang bisa di-improve tidak, pengoperasiannya rumit atau bagaimana. Kalau lagi malas ya setidaknya mondar-mandir saja di ruangan atau berdiri di jendela menatap langit. Itu ada tujuannya:
Pertama untuk stretching. Bagaimanapun juga duduk selama dua-tiga jam bukan sesuatu yang baik, jadi kita perlu bergerak sedikit biar darah mengalir lagi. Memandang langit dan titik-titik terjauh juga untuk mengistirahatkan mata. Menatap monitor lama-lama itu capek.
Kedua, break sebentar itu membuat pikiran lebih rileks. Mengurutkan point-point masalah dan menyusun solusinya jadi hal lebih mudah dilakukan. Biasanya setelah itu ada saja ide muncul, entah dari mana.
Ketika masih bekerja di IT consultant, jago-jago di sana juga memiliki kebiasaan unik sendiri-sendiri. Ada yang melambaikan tangan ke monitor sambil berkata "halo..." kalo komputernya hang, ada yang bersiul-siul sendiri dengan kepala dan badannya goyang kalo lagi senang lantaran menemukan trik baru. Sebagian lagi mengekspresikan dengan berseru keras-keras sambil memaki-maki betapa gampang caranya. Ternyata cuma begitu saja padahal masalahnya sudah bikin kepala pusing dua hari.
Orang yang tidak tahu akan berkerut kening sambil bertanya, "are you guys ok?" Biasanya mereka tidak percaya kalau dibilang kita baik-baik saja. Orang yang negatif thinking, pikiran sempit dan berhati dengki lain lagi kesannya, akan selalu menuduh yang jelek-jelek. Capek? Yap. Memang tidak ada yang bisa diharapkan dari orang seperti itu.
Pertama untuk stretching. Bagaimanapun juga duduk selama dua-tiga jam bukan sesuatu yang baik, jadi kita perlu bergerak sedikit biar darah mengalir lagi. Memandang langit dan titik-titik terjauh juga untuk mengistirahatkan mata. Menatap monitor lama-lama itu capek.
Kedua, break sebentar itu membuat pikiran lebih rileks. Mengurutkan point-point masalah dan menyusun solusinya jadi hal lebih mudah dilakukan. Biasanya setelah itu ada saja ide muncul, entah dari mana.
Ketika masih bekerja di IT consultant, jago-jago di sana juga memiliki kebiasaan unik sendiri-sendiri. Ada yang melambaikan tangan ke monitor sambil berkata "halo..." kalo komputernya hang, ada yang bersiul-siul sendiri dengan kepala dan badannya goyang kalo lagi senang lantaran menemukan trik baru. Sebagian lagi mengekspresikan dengan berseru keras-keras sambil memaki-maki betapa gampang caranya. Ternyata cuma begitu saja padahal masalahnya sudah bikin kepala pusing dua hari.
Orang yang tidak tahu akan berkerut kening sambil bertanya, "are you guys ok?" Biasanya mereka tidak percaya kalau dibilang kita baik-baik saja. Orang yang negatif thinking, pikiran sempit dan berhati dengki lain lagi kesannya, akan selalu menuduh yang jelek-jelek. Capek? Yap. Memang tidak ada yang bisa diharapkan dari orang seperti itu.
I believe it is time to mr. Grumpy to learn how to listen and respect others. Something he should be done a long time ago. It was a shame how we keep silent for all this time even though we were disagree with him. So I hope my message reached him: listen and respect. Treat others equals. They are not your slave and you are not the king of the world.
Subscribe to:
Posts (Atom)