Reaksinya satu dari dua: bengong ditanya begitu lalu cengengesan atau sontak menjawab dalam bahasa planet untuk kemudian kembali asyik dengan mainannya. Kelihatannya iseng banget minta pendapat bayi umur sembilan bulan tapi sebenarnya saya ingin melatih dia agar terbiasa memilih dan menyuarakan pendapat, meski itu bertentangan dengan orang lain. Salah satu penyakit orang indonesia, *ya.. ya.. lagi-lagi saya memaki negeri celaka ini. Bukan niatnya begitu tapi fakta bicara koq* tidak bisa memutuskan dan takut bersuara lain.
Saya tidak mau anak cucu saya menderita penyakit yang sama. Kita hari ini adalah hasil pilihan kemarin. Apa jadinya kalo pilihan kita terus-terusan diputuskan oleh orang lain? Takut salah pilih? Hell! Itu namanya resiko. Seandainya terlanjur salah pilih yang penting bagaimana menyiasatinya agar bisa merasa sedikit nyaman. Everything comes with a price. Resiko salah pilih bisa dikurangi dengan memiliki pengetahuan cukup tentang pilihan yang tersedia.
Contoh paling sederhana mengenai susahnya bangsa ini memilih, lihat saja saat jam makan siang. Kalo ada pertanyaan, "Makan apa nih?" Umumnya semua kompak menyuarakan koor, "Terserah!" tapi giliran disodorkan pilihan, tidak ada satupun yang berkenan. Jadi maunya apa? Lagi-lagi jawabnya terserah. Ya sudah, kalo gitu kita makan batu saja.
Tidak salah kalo ada yang bilang hidup itu pilihan. Anda hari ini adalah hasil pilihan anda 5-10 tahun yang lalu. Bill Gates sekarang menjadi salah satu orang terkaya akibat pilihannya untuk drop out dari bangku kuliah dan fokus pada bisnisnya. Abraham Lincoln dikenang sebagai one of the greatest Americans karena memilih memperjuangkan persamaan hak kulit hitam dengan kulit putih dan menghapus perbudakan, sesuatu yang tidak populer saat itu.
Anda bisa memilih jadi sesuatu atau tidak menjadi apa-apa. Bebek selalu bergerombol tapi elang selalu sendirian di langit. Kadang dalam memilih kita dihadapkan pada keadaan sulit, maju dengan resiko akan sendirian seperti elang atau tetap dalam kelompok tapi akhirnya tidak kemana-mana seperti si bebek kwek-kwek. Nevertheless, I choose the eagle. Kalau anda? Terserah saja. Beberapa orang merasa nyaman dengan berada dalam sebuah kelompok, hal alamiah yang tidak bisa dipaksakan.
Terus, kalau Kayla sendiri bagaimana?